Polisi Bojonegoro Selidiki Penyebab Kebakaran RPH
Senin, 13 Mei 2013 19:36 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Petugas Kepolisian Resor Bojonegoro, Jatim, masih menyelidiki penyebab kebakaran rumah potong hewan (RPH) milik Handoko di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Senin.
"Kami belum tahu pasti penyebab kebakaran. Kepastiannya ya menunggu hasil pemeriksaan Tim Labfor Polda Jatim yang akan melakukan penyelidikan ke lokasi kebakaran ini," kata Kasat Reskrim Polres Bojonegoro AKP Joes Indra Lanawira, di lokasi kejadian.
Keterangan yang diperoleh, RPH di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk tersebut terbakar ketika puluhan pekerja konstruksi gedung rumah potong hewan tersebut sedang beristirahat makan siang.
"Kejadian kebakaran antara pukul 12.00 WIB sampai 14.30 WIB. Tidak ada yang tahu pasti asal api, sebab tahu-tahu sudah terjadi kobaran yang membesar," kata pemilik RPH Handoko.
Usaha pemadaman dilakukan dengan mengerahkan tujuh unit mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Bojonegoro, Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java dan sebuah perusahaan rokok di daerah setempat.
Sementara itu, Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) RPH Banjarsari, Bojonegoro, Budiono, yang dimintai konfirmasi memperkirakan penyebab kebakaran hubungan arus pendek.
Di dalam bangungan yang terbakar itu, kata Budiono, berisi sejumlah alat pendingin, kabel, yang akan dimanfaatkan untuk fasilitas ruangan pendingin daging sapi.
"RPH ini masih dalam tahap konstruksi, tapi penyebab kebakaran saya belum tahu pasti. Yang jelas ada pekerja yang teledor," ujar Handoko.
Ditanya jumlah kerugian akibat kebakaran Handoko enggan menyebutkan termasuk besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membangun RPH.
"Bagi kami kerugian terbesar bukan materiil, tapi immateriil dengan batalnya produksi daging sapi yang kami jadwalkan mulai Juni," kata Handoko.
Sesuai rencana, katanya, RPH itu akan memproses daging sapi dalam kemasan yang kemudian dipasarkan ke super market di kota besar, bahkan sampai ke Malaysia.
"Daging sapi yang kami potong tidak dijual ke pasar tradisional," ucapnya. (*)