Surabaya (Antara Jatim) - Salah seorang anak penderita radang otak, Roudotul Jannah (9) warga Jalan Simorejo Timur Gang 1 Nomor 88 Surabaya, dari kalangan keluarga miskin, saat ini kondisinya memprihatinkan, sehingga orang tua berharap uluran tangan. "Saat dirawat di rumah sakit RSUD Soetomo Surabaya beberapa bulan lalu berat badannya 20 kilogram, tapi setelah pulang dari rumah sakit berat badannya turun hingga 13 kilogram," kata ibu Roudotul Jannah, Siti Rokhayah, saat ditemui di rumahnya, Minggu. Kondisi badan Roudotul Jannah kini kurus sehingga terlihat tulang-tulangnya karena beberapa minggu ini tidak mau makan sehingga yang dikonsumsi setiap hari hanya susu dan itupun sisa dari perawatan di rumah sakit beberapa waktu lalu. Siti menjelaskan bahwa putrinya yang merupakan anak pertama ini terpaksa harus pulang dari rumah sakit karena tidak kuat lagi membayar biaya berobat. Selain itu, meski sudah lama tinggal di Surabaya, dia tidak memiliki kartu Jamkesmas karena bukan warga Surabaya asli, melainkan pendatang. "Saya sudah habis Rp12 juta saat di rumah sakit. Saya hanya punya Jampersal. Surat-surat saya sudah mati semua," kata ibu tiga anak ini. Selama ini, lanjut dia, mereka hanya mengandalkan pendapatan suaminya yang setiap hari bekerja sebagai tukang ojek. "Kata dokter anak saya terkena epilepsi dan radang otak," katanya. Siti menjelaskan bahwa mulanya anaknya yang kini duduk di kelas tiga SDN Simorejo ini, badannya sempat mengalami panas tinggi dan akhirnya dirawat di Puskesmas terdekat. Pegawai kesehatan di pukesmas mengatakan bahwa anaknya terkena radang otak sehingga harus dirawat. "Namun di puskesmas tidak kunjung sembuh sehingga dilarikan ke RSUD Soetomo dan dirawat di sana selama satu setengah bulan," ujarnya. Pada waktu merawat anaknya di RSUD Soetomo, kandungan Siti besar sehingga terpaksa melahirkan juga di rumah sakit setempat. "Anak ketiga saya lahir. Untung saya punya Jampersal sehingga biaya persalinan gratis," ujarnya. Pihaknya berharap agar ada pihak terkait memberikan bantuan atau pertolongan berupa biaya sehingga anaknya bisa dirawat kembali di rumah sakit. "Hingga saat ini, anak saya tidak mau makan. Kalau ada tamu biasanya takut dan menangis," katanya. Sementara itu, Ketua LSM Kelompok Peduli Kekerasan Anak dan Perempuan (Kepak) Jatim Peni Agustino yang saat itu juga mengnjungi Roudotul Jannah mengatakan pihaknya prihatin dengan kondisi birokrasi rumah sakit yang dinilai masih kurang peduli terhadap pasien miskin. "Ini masalah kemanusian, seharusnya pihak kelurahan juga ikut membantu," katanya. Untuk itu, pihaknya berjanji akan mencarikan donatur agar anak tersebut bisa dirawat kembali di rumah sakit. (*)
Anak Penderita Radang Otak Surabaya Butuh Pertolongan
Minggu, 12 Mei 2013 20:24 WIB