Beijing, (Antara/Reuters) - Satu orang lainnya pada Jumat meninggal karena flu burung jenis baru di China, kata laporan media pemerintah, sehingga jumlah total kematian akibat virus H7N9 hingga kini telah mencapai 11 orang. Korban terbaru diketahui berada di kota pusat perdagangan, Shanghai, di mana dua kasus baru pada Jumpat telah dipastikan terjadi, demikian laporan kantor berita Xinhua. Laporan terpisah yang dikeluarkan Xinhua menyebutkan bahwa tiga kasus infeksi flu burung H7N9 pada Jumat telah ditemukan di provinsi Zhejiang. Dengan kasus tersebut, jumlah keseluruhan warga yang terkena virus berjumlah 43 orang --semuanya di wilayah timur China. Sumber infeksi masih belum diketahui, kendati sampel dari beberapa burung di pasar unggas sudah menunjukkan positif. Pasar unggas masih menjadi pusat penyelidikan yang dijalankan oleh China serta Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pangan dan Pertanian (FAO). Virus baru telah menyebabkan penyakit parah di sebagian besar orang yang terkena. Hal itu memunculkan kekhawatiran bahwa virus tersebut menjadi mudah berjangkit, bisa menyebabkan penyebaran flu yang mematikan, kendati belum ada indikasi bahwa hal itu terjadi. Dalam upaya untuk menenangkan masyarakat yang gelisah karena masalah virus itu, pihak berwenang China telah menahan satu lusin orang karena menyebarkan isu tentang menyebarnya flu burung. (*)
Berita Terkait

Samator dorong transisi energi berkelanjutan di IG China 2025
25 Juni 2025 20:48

IHSG hari ini turun seiring kekhawatiran eskalasi di Timur Tengah
23 Juni 2025 09:25

Eskalasi konflik di Timur Tengah meluas, IHSG siap menurun
23 Juni 2025 07:56

ITF W50 Taizhou - 2025, Indonesia raih dua gelar di China
23 Juni 2025 05:01

Kemen UMKM respons risiko gempuran produk China lewat empat langkah
21 Juni 2025 20:48

China tentang niat AS ikut serang Iran
20 Juni 2025 10:39

China bantah tuduhan Komisi Eropa soal sebabkan distorsi pasar global
19 Juni 2025 11:34