Harga Bawang Merah di Bangkalan Masih Tinggi
Minggu, 31 Maret 2013 13:15 WIB
Bangkalan (Antara Jatim) - Harga bawang merah di pasar tradisional Ki Lemah Duwur, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Minggu, masih terpantau tinggi, yakni mencapai Rp60.000 per kilogram.
Menurut pedagang palawija di pasar itu Juhairiyah, harga yang berlaku saat ini sebenarnya sudah turun dibanding pekan lalu. Sebab ketika itu harga bawang merah dalam kisaran antara Rp65.000 hingga Rp70.000 per kilogram bergantung pada kualitasnya.
"Sebenarnya sudah ada penurunan. Tapi jika dibanding narga normal harga Rp60.000 per kilogram masih jauh lebih mahal," katanya menjelaskan.
Ia menjelaskan, harga normal bawang merah di Bangkalan biasanga dalam kisaran antara Rp25.000 hingga Rp30.000 per kilogram.
Juhairiyah menjelaskan harga bawang merah Rp60.000 per kilogram ini, untuk jenis bawang merah Jawa, sedangkan bawang merah lokal, yakni hasil produksi petani Bangkalan Rp45.000 per kilogram.
"Bawang Jawa memang lebih mahal mas, selain lebih bagus dan ukurannya besar, mungkin juga karena ongkos dari Jawa ke Bangkalan ini," terang Juhairiyah.
Sementara untuk bawang putih saat ini Rp80.000 per kilogram, juga turun dibanding harga sebelumnya yang mencapai Rp90.000 per kilogram.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bangkalan Budi Utomo memperkirakan, naiknya harga bawang merah dan bawang putih akhir-akhir ini karena beberapa hal.
"Pertama, bisa jadi karena adanya permainan pasar oleh para pedagang semisal adanya praktik penimbunan," kata Budi.
Selain itu, kata dia, mahalnya harga bawang merah dan bawang putih di pasaran itu, karena faktor gagal panen di berbagai daerah di Indonesia yang selama ini menjadi sentra produksi bawang.
"Jadi dua hal itu yang saya kira berpengaruh pada kenaikan harga di pasaran," katanya menjelaskan.
Kalau di Bangkalan, sambung Budi Utomo dipastikan tidak ada oknum pedagang yang melakukan penimbunan bawang, karena selama ini kebutuhan bawang, baik bawang merah maupun bawang putih dipasok dari Jawa.
"Di Bangkalan petani yang bertani bawang juga ada, akan tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak dan belum mampu mencukupi kebutuhan lokal," katanya menjelaskan. (*)