Indonesia Pasar "Empuk" Waralaba Asing
Sabtu, 23 Maret 2013 9:06 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) meyakini Indonesia adalah pasar "empuk" bagi sejumlah waralaba asing karena selama tahun 2013 jumlah waralaba asing di Tanah Air kian meningkat menjadi 400 waralaba.
"Padahal, tahun lalu jumlah waralaba asing yang menyebar di Indonesia sudah mencapai 350 waralaba," kata Ketua AFI, Anang Sukandar, ditemui saat jumpa pers "Info Franchise and Business Concept 2013", di Surabaya, Jumat.
Besaran pertumbuhan jumlah waralaba asing, jelas dia, jika dikalkulasi dapat mencapai antara 6-7 persen per tahun. Angka pertumbuhan jumlah waralaba asing justru mampu melebihi pertumbuhan banyaknya waralaba lokal yang tiap tahun meningkat 2 persen.
"Lagi-lagi pertumbuhan jumlah waralaba lokal juga kalah. Kini lebih rendah dibandingkan jumlah pengusaha 'business opportunity' yang sering dianggap masyarakat sebagai waralaba dan bisa tumbuh 8 persen tiap tahun," ujarnya.
Kian meningkatnya jumlah "BO" di pasar nasional, ungkap dia, bisa dilihat dari total peserta yang mengikuti "Info Franchise and Concept Business 2013" di Surabaya.
"Di sini, jumlah peserta pameran ada 50 peserta dan 90 persen di antaranya adalah pengusaha 'BO' sedangkan 10 persen sisanya baru waralaba," katanya.
Bagi masyarakat, imbau dia, dapat berhati-hati dengan kondisi tersebut karena banyak yang kurang memahami perbedaan antara waralaba (franchise) dan "BO".
"Untuk mempermudah masyarakat yang berniat membuka bisnis waralaba, kami ada sejumlah pertanyaan kunci yang bisa dilontarkan ke pengusaha tersebut," katanya.
Ia menyebutkan, kapan usaha pengusaha itu berdiri, kapan status usaha mereka menjadi waralaba, apa keunikan waralabanya, di mana prototipe waralaba itu bisa dijumpai, dan apa waralaba tersebut dapat dijadikan contoh bagi calon mitranya.
"Jika tiga hingga empat pertanyaan itu dapat dijawab dengan baik, bisa dipastikan bisnis mereka benar waralaba. Bukan 'BO' seperti yang banyak menyebar di pasar nasional," katanya.
Terkait dilaksanakannya pameran itu, lanjut dia, ditargetkan bisa menginspirasi masyarakat untuk membuka peluang usaha meskipun dana mereka terbatas.
"Pada kesempatan ini, masyarakat bisa melihat ada beragam bisnis menjanjikan dan investasi modalnya terjangkau atau mulai di bawah Rp10 juta hingga ratusan juta rupiah," katanya.(*)