Harga bawang putih yang beberapa pekan terakhir ini terus membumbung tinggi cukup meresahkan pedagang maupun konsumen. Tidak hanya konsumen rumah tangga, tapi juga para penjual makanan matang, terutama nasi dan lauk pauk yang pekat dengan aroma bumbu bawang putih. Dalam dua pekan terakhir ini, pedagang kecil (pracangan) maupun konsumen kelimpungan. Bagaimana tidak, harga satu kilogram bawang putih setara dengan empat kilogram ayam potong. Namun, berkilaunya harga bawang putih itu justru membuka peluang dan prospek yang cukup potensial bagi bumbu instan yang selama ini jarang dilirik konsumen. "Mahalnya harga bawang putih yang beberapa hari terakhir ini bisa menembus angka Rp100 ribu/kg ini justru menghidupkan peluang bumbu instan yang selama ini jarang disentuh konsumen. Memang sih, ibu-ibu rumah tangga lebih senang dengan membuat bumbu racikan sendiri," kata Kepala Bidang Layanan Kesehatan dan Farmasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu Nurseto. Hanya saja, banyaknya ibu-ibu rumah tangga yang beralih ke bumbu instan dan membuka prospek bumbu jadi itu menjadi laris manis, jangan sampai melenakan, sebab tidak menutup kemungkinan bumbu instan itu mengandung bahan berbahaya. Oleh karena itu, setelah terjadi kelangkaan bawang putih dan harganya naik "gila-gilaan", Dinkes Kota Batu gencar melakukan sosialisasi untuk mengingatkan masyarakat akan kemungkinan terjadinya bahaya komponen bumbu instan kemasan, sebab tidak semua bumbu instan berstandar kesehatan. Menurut dia, pola makan yang terlalu sering menggunakan bumbu instan yang bercampur bahan tertentu (pewarna tekstil) akan berakibat buruk bagi organ-organ tubuh, seperti ginjal dan jantung. Produk bumbu instan harus benar-benar dicermati, seperti adanya label izin atau sertifikasi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), apakah asli atau palsu, bahkan kadang-kadang tidak ada PIRT-nya. Untuk mengetahui apakah bumbu instan tersebut berbahaya karena menggunakan bahan pewarna atau tidak, lanjutnya, cukup dengan mengawasi secara seksama hasil olahan matangnya. Bumbu instan yang menggunakan bahan pewarna, biasanya hasil masakannya tidak sama dengan warna masakan pada umumnya. "Kami akan melakukan inspeksi mendadak terkait peredaran bumbu instan ini. Meski harga bawang putih dan bawang merah mahal, masyarakat jangan sampai tertipu dengan bumbu instan yang lebih murah, namun tidak sesuai standar kesehatan," tegas Nurseto.(*)
Dinkes: Bawang Putih Hidupkan Bumbu Instan
Jumat, 15 Maret 2013 10:10 WIB