Rumah terbalik ?! Model seperti itu untuk pertama kalinya ada di Jerman yang dibangun di atas bekas lahan sebuah kebun binatang di negara itu. Rumah terbalik di Jerman itu dirancang tukang kayu Gerhard asal Gettorf, Jerman, bersama dua rekannya, Maret 2010. Setelah itu, bangunan serupa ada di Polandia, Malaysia (Kinibalu), bahkan Bandung pun sudah punya. Tapi, kini tak perlu jauh-jauh ke Jerman, Polandia, atau Malaysia untuk melihatnya, karena rumah unik seperti itu juga sudah ada di kawasan wisata edukasi "Eco Green Park" di Jalan Oro-Oro Ombo 9-A, Kota Batu, Jawa Timur. Lokasinya bersebelahan dengan "Batu Secret Zoo" (Jatim Park II), atau hanya berjarak lima menit dari "Jatim Park 1". Rumah terbalik itu sebenarnya hanya merupakan salah satu dari 25 wahana edukasi di "Eco Park", seperti miniatur candi-candi terkenal di seluruh Jawa, insektarium (beragam kupu diawetkan), Parrot Dunia (bermacam burung paruh bengkok se-dunia), "Jungle Adventure" (bermain menembak patung penebang pohon liar dengan menaiki mobil listrik), "Duck Kingdom" (bermacam bebek dari berbagai jenis disertai konsep memberi makan), Zona Geologi dengan simulator angin, simulator suhu dingin, dan simulator gempa. Banyak lagi. Rumah terbalik merupakan salah satu wahana favorit yang banyak dikunjungi wisatawan. Dari depan tampak bangunan rumah tersebut sudah dibangun terbalik dengan atap di bagian bawah, tapi ruangan di dalamnya juga terbalik, aneh 'kan?. Bismillah, begitu kita masuk, maka kita akan melewati lorong atap rumah yang gelap dan akhirnya kita sampai di ruangan pertama yakni ruang tamu. Di ruangan itu, semua perabot rumah seperti kursi sofa, meja, lemari buffet beserta pernak-perniknya dalam posisi serba terbalik, semuanya menempel di atas, di langit-langit... Begitu juga, saat kita memasuki kamar mandi beserta perlengkapannya seperti closet, sabun, botol shampoo, handuk, keranjang sampah, semua letaknya terbalik, bahkan closet yang terbalik atau keranjang sampah yang terbalik bisa tepat berada di atas kepala kita, tetapi tidak jatuh. "Kok bisa ya, tapi asyik," komentar seorang pengunjung, Afaf, ketika sampai di ruang dapur dengan wastafel (tempat cuci tangan) dalam posisi terbalik. Tak terasa, ia pun mempelajari gaya tarik bumi atau gravitasi seperti yang pernah dipelajari saat masih kelas 4 SD. Jangan kaget, wahana itu juga memiliki efek-efek sensor gerak khusus, seperti lemari buku yang bergerak seolah-olah mau roboh saat kita mendekatinya, tapi tidak roboh beneran, kok. Ada pula kursi sofa yang bergerak sendiri seakan-akan mau jatuh di atas kepala saat kita melewatinya. Daya tarik lainnya, sistem penerangan di dalamnya pun menggunakan sistem sensor, yaitu jika kita memasuki ruangan tersebut, maka barulah lampu penerangan tersebut akan menyala. Tapi, jika kita memasuki ruangan selanjutnya, maka lampu penerangan yang ada di ruangan sebelumnya akan padam dan diganti dengan menyalanya lampu di ruangan selanjutnya, demikian seterusnya. "Wow, menarik," timpal pelajar SMP di Surabaya itu lagi. Di akhir petualangan di rumah terbalik itu, kita akan memasuki ruangan kaca pantul yang akan membuat kita menjadi bingung untuk mencari pintu keluar dari ruangan itu, tapi jangan takut, karena ada petunjuk berupa arah panah di bagian atap untuk memandu kita keluar dari ruangan itu dan kita pun akan keluar dari Rumah Terbalik itu! Alhamdulillah... Begitu keluar dari "Rumah Terbalik", Afaf pun mengajak adiknya untuk bermain musik dengan air. Alat musiknya menggunakan bahan-bahan bekas pakai, seperti panci bekas, tembak air dari besi, kincir air dari besi yang bisa mengeluarkan musik bila diputar, dan berbagai permainan air dan musik lain pada area yang disebut "Music Plaza" itu. Dari area "Music Plaza" itu, kita bisa singgah ke arah kiri yang merupakan lokasi bermain menembak patung penebang pohon liar dengan menaiki mobil listrik ("Jungle Adventure"), namun kita juga bisa ke arah kanan dari area "Music Plaza" untuk menuju area "Show Bird" yang merupakan ruang terbuka dan luas untuk pertunjukan burung. Di lokasi itu ada kolam terapi ikan gratis. Menjelang akhir wisata edukasi itu, kita bisa ke ruang bawah dari "Zona Geologi" untuk mencoba simulator angin guna mencoba kekuatan tekanan angin, lalu mencoba pula simulator gempa dan suhu dingin. "Kayak masuk kulkas saja," ujar Afif, adiknya yang memang suka dengan suhu dingin. Ya, Eco Green Park merupakan wahana belajar sambil bermain, sekaligus berusaha untuk dekat dengan alam/lingkungan, karena ada area memberi makan burung dari berbagai jenis dan ada pula area tanaman hidroponik serta permainan memilah sampah dengan traktor kecil. Tiket masuk "include" dengan Jatim Park I Rp80 ribu per orang. (*)
Ada "Rumah Terbalik" di Batu
Jumat, 15 Februari 2013 9:49 WIB