Pebisnis Pariwisata Jatim Menyayangkan Kepailitan Batavia Air
Kamis, 31 Januari 2013 10:47 WIB
Surabaya - Sejumlah pebisnis sektor pariwisata di Jawa Timur sangat menyayangkan tentang kepailitan maskapai penerbangan Batavia Air saat ini karena permasalahan tersebut bisa dicegah jika mereka telah menerapkan berbagai strategi sebelumnya.
"Kondisi ini semestinya bisa diperbaiki sejak satu tahun lalu dan sebelum terlambat seperti sekarang," kata Pembina Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo) Jawa Timur, Benny Sidharta dihubungi dari Surabaya, Kamis.
Padahal, menurut dia, selama ini kinerja dan layanan maskapai penerbangan Batavia Air di Indonesia sudah bagus, baik frekuensi penerbangannya maupun "traffic right"-nya.
"Bahkan, banyak penumpang dari Jatim yang membeli tiketnya di beberapa perusahaan penjual tiket maupun biro perjalanan," ujarnya.
Akan tetapi, jelas dia, untuk permasalahan mereka saat ini sehingga mengakibatkan sejumlah penumpang melakukan "refund" terhadap tiketnya maka rata-rata dari penumpang sudah "flown" atau dipakai terbang.
"Kami harap, masalah ini tidak berlarut-larut. Hal yang penting juga tidak merugikan penumpang, calon penumpang, ataupun pihak 'travel agent'," katanya.
Mengenai total penumpang yang "refund" di biro perjalanannya, ulas dia, sampai sekarang ia belum mengkalkulasi datanya. Pihaknya berharap sedikit penumpang yang melakukan hal itu.
"Maaf, saya masih di luar negeri, sehingga datanya belum valid. Mungkin tinggal sedikit saja yang harus di-'refund'," tegasnya.
Di tempat terpisah, Ketua Dewan Pariwisata Indonesia (Depari) Cabang Jatim, Yusak Anshori menyatakan, kepailitan bisnis maskapai penerbangan Batavia Air sangat mengganggu wisatawan, khususnya dari kalangan domestik yang ke Jatim.
"Masalah itu mengakibatkan pengurangan jumlah penerbangan ke Jatim," katanya.
Mengenai layanan Batavia Air, lanjut dia, bagi masyarakat pariwisata Jatim cukup baik. Namun, ada beberapa aspek yang kurang dipenuhi dengan baik. Contoh, ketepatan waktu, keamanan, dan kenyamanan.
"Ketiga faktor itu merupakan hal yang sangat penting dalam bisnis penerbangan," tuturnya.
Ia mengemukakan, segala permasalahan tersebut yang membuat mereka bisa dikatakan sebagai maskapai penerbangan yang kalah bersaing di tengah ketatnya bisnis penerbangan nasional saat ini.
"Sementara itu, rute penerbangan Batavia Air yang banyak diminati penumpang Jatim umumnya ke Jakarta dan beberapa kota di Indonesia Bagian Tengah. Untuk mengisi kekosongan Batavia Air, kami pikir maskapai penerbangan lain yang laik dan ideal adalah Sriwijaya Air dan Lion Air," ujarnya.(*)