Pacitan - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Jawa Timur, menyatakan bahwa daerahnya sejauh ini masih kekurangan sekitar 15 sarana pendeteksi dini gempa dan tsunami (early warning system/EWS). "Kami sudah punya beberapa, tapi jumlahnya belum ideal. Tidak seimbang dengan posisi Pacitan yang masuk kawasan 'merah'," kata Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Tri Mujiharto, Jumat. Saat ini sebenarnya telah ada tujuh unit EWS terpasang di sejumlah kawasan pesisir yang berdekatan dengan permukiman penduduk. Beberapa titik permukiman yang telah dipasangi sarana pendeteksi dini gempa dan tsunami adalah Lingkungan Barean dan Cuwik, Kelurahan Ploso, Kecamatan Pacitan, Lingkungan Tamperan, Kelurahan Sidoharjo; Desa Hadiwarno dan Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo. Namun mengingat banyaknya kawasan rawan bencana tsunami di daerah tersebut, BPBD merekomendasi penambahan perangkat EWS di sejumlah titik area, baik yang berdekatan dengan permukiman penduduk maupun kawasan wisata. Rencananya, alat serupa juga akan dipasang pada kawasan-kawasan permukiman lain yang jaraknya kurang dari satu kilometer dari bibir pantai, seperti di Pantai Srau dan Watukarung, Kecamatan Pringkuku. Peralatan peringatan dini semacam itu dipasang di berbagai sarana ibadah, khususnya masjid. Tujuannya, selain dapat digunakan untuk kegiatan beribadah, menara juga ikut terawat. Tri mengungkapkan, pihaknya memiliki target pengadaan 10 unit EWS dalam lima tahun ke depan. Selain mengandalkan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) maupun Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG), pihaknya berencana membuat alat pendeteksi gempa dan tsunami dengan mengadopsi teknologi serupa bantuan dari pusat. "Biayanya lebih murah, tapi punya keunggulan karena respons setelah alat berbunyi, lebih cepat," tuturnya. Ia menjelaskan setiap unit EWS buatan BPBD hanya menghabiskan dana sekitar Rp35 juta, sehingga untuk empat unit yang telah diproduksi diperkirakan hanya menelan biaya Rp140 juta. Nilai itu jauh lebih murah dibanding harga alat serupa buatan BMKG yang mencapai Rp1 miliar lebih. Kabupaten Pacitan merupakan salah satu daerah di kawasan pesisir yang berpotensi terdampak bencana tsunami. Lokasi daerahnya yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia menyebabkan badan penanggulangan bencana merasa perlu meningkatkan kewaspadaan. (*)
BPBD Pacitan Kekurangan Sarana Pendeteksi Gempa-Tsunami
Sabtu, 26 Januari 2013 1:53 WIB