Bojonegoro Akan Tertibkan Penambangan Pasir Mekanik
Kamis, 10 Januari 2013 15:04 WIB
Bojonegoro - Pemkab Bojonegoro, Jawa Timur, akan menertibkan aktivitas penambangan pasir mekanik yang beroperasi di sepanjang Bengawan Solo , karena dinilai sudah membahayakan lingkungan.
"Penertiban penambangan pasir mekanik tetap akan kita lakukan, sampai penambang pasir mekanik di sepanjang Bengawan Solo di daerah kami benar-benar bersih," kata Kepala Kantor Satpol PP Pemkab Bojonegoro Kamidin, Kamis.
Namun, ia mengakui, penertiban penambang pasir mekanik sulit bisa berjalan dengan mulus, karena pekerjaan penambangan pasir mekanik di Bengawan Solo melibatkan berbagai pihak, mulai jajaran kecamatan, desa dan lainnya.
"Operasi yang sudah berjalan selalu tidak berhasil, sebab informasi adanya operasi sudah diketahui jajaran yang terlibat di dalam penambangan pasir mekanik," ujarnya.
Ia mencontohkan, pelaksanaan operasi penambang pasir mekanik yang baru dilakukan, dengan melibatkan jajaran kepolisian resor (polres), juga yang lainnya, langsung diketahui penambang pasir mekanik di lapangan.
Ketika itu, jelasnya, operasi yang dilaksanakan di Desa Kebonagung, Kecamatan Padangan, sesuai laporan masyarakat ke polres, sama sekali tidak mendapatkan penambang pasir mekanik.
Bahkan, lanjutnya, pelaksanaan operasi yang dilanjutkan ke Bengawan Solo di Desa Talok, Kecamatan Kalitidu, rombongan kesulitan masuk lokasi, karena jalanan dihadang tiga buah truk.
"Tapi kita bisa menyita tiga unit peralatan mekanik dan mendapati sembilan anjungan yang dimanfaatkan untuk peralatan penambang pasir mekanik yang mesinnya sudah tidak ada," katanya.
Operasi penertiban penambang pasir mekanik yang akan dilakukan di Bengawan Solo, menurut dia, tidak hanya yang beroperasi di wilayah selatan, tapi juga utara Bengawan Solo, seperti di Desa Rendeng, Kecamatan Malo.
Pantauan ANTARA, di Desa Rendeng, Kecamatan Malo dan di Desa Mlaten, Kecamatan Kalitidu, masing-masing di utara dan selatan Bengawan Solo, ada sembilan unit penambang pasir mekanik yang beroperasi, meskipun air Bengawan Solo meninggi.
"Penambang pasir mekanik di sini sudah berjalan dua tahun, membawa dampak longsornya jembatan desa, juga kerusakan lokal gedung Mts Al Husna Malo," kata Kaur Kesra Desa Malo, Kecamatan Malo, Rifai, S.
Padahal, lanjutnya, keberadaan penambang pasir mekanik itu sudah dilaporkan ke kecamatan setempat, bahkan ke pemkab, namun kenyataannya penambang pasir di daerah setempat, tetap saja beropeasi.
"Selama ini juga sudah sering ada petugas Satpol PP datang ke lokasi, tapi kenyataannya penambangan pasir mekanik terus berlanjut tidak peduli musim hujan," ujar Rifa'i. (*)