Warga Bojonegoro Keluhkan Penambang Pasir Mekanik
Senin, 17 Desember 2012 15:08 WIB
Bojonegoro -Warga Desa Malo, Kecamatan Malo, Bojonegoro, Jawa Timur, mengeluhkan beroperasionalnya sejumlah penampang pasir mekanik di perairan Bengawan Solo di wilayah setempat, sejak dua tahun terakhir.
Kaur Kesra Desa Malo, Kecamatan Malo, Bojonegoro, Rifai, Senin, mengatakan warga yang mengeluhkan keberadaan penambang pasir mekanik di Bengawan Solo itu sebagian besar warga Desa Malo.
Meskipun, jelasnya, lokasi sejumlah penambangan pasir mekanik di Desa Rendeng, Kecamatan Malo (lima unit) dan Desa Mlaten, di Kecamatan Kalitidu (empat unit) yang masing-masing di utara dan selatan Bengawan Solo.
"Tapi, suaranya kalau beroperasional bersamaan sangat bising," ujar warga lainnya Suwandi, pemilik warung di tepi Bengawan Solo, yang tidak jauh dari lokasi penambangan pasir mekanik itu.
Karena suaranya yang bising, lanjut dia, para siswa yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar di MTs Al Husna, di Desa Malo, Kecamatan Malo yang lokasinya tidak jauh dari penambangan pasir mekanik terganggu.
Tidak hanya itu, tambah warga lainnya Suwandi, keberadaan penambangan pasir mekanik, juga mengakibatkan kerusakan bangungan dua lokal sekolahan Mts Al Husna dan jembatan penghubung Desa Malo dengan lokasi sentra kerajinan gerabah di Desa Rendeng.
"Guru setempat sudah melaporkan gangguan penambangan pasir mekanik ke kecamatan, tapi tidak ada kejelasan," ujarnya.
Pemilik penambangan pasir mekanik ini, lanjutnya, selain lokal, juga ada yang dari Nganjuk, Kertosono, dan Jombang yang pola kerjanya dengan cara menyewa tanah warga di tepian Bengawan Solo yang dijadikan lokasi mengumpulkan pasir dan menaikkan ke atas truk.
"Selama ini juga sudah sering ada petugas Satpol PP datang ke lokasi, tapi kenyataannya penambangan pasir terus berlanjut tidak peduli musim hujan," kata Rifai, dengan nada prihatin.
Dimintai konfirmasi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Kasiyanto membenarkan penyebab utama kerusakan daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo, termasuk tebing longsor yakni keberadaan penambangan pasir mekanik.
"Pemkab terus berusaha menertibkan penambangan pasir mekanik," kata Kepala Satpol PP Pemkab Bojonegoro Kamidin, menambahkan.
Namun, lanjut Kamidin, pihaknya kesulitan menertibkan, terutama di daerah yang jauh dari kota, seperti di Kecamatan Margomulyo, karena terbatasnya jumlah personel.
"Kami merasa berat menertibkan penambang pasir mekanik," ucapnya, menambahkan. (*)