PLN: Pencurian Listrik Rugikan Negara Rp38,7 Miliar
Selasa, 8 Januari 2013 17:46 WIB
Surabaya - Kasus pencurian listrik di wilayah PT PLN Area Distribusi Jawa Timur mencapai 44,492 juta kWh sehingga merugikan negara senilai Rp38,7 miliar.
"Pencurian listrik tersebut paling banyak dilakukan oleh pelanggan rumah tangga. Jumlah mereka mencapai sebanyak 15.492 pelanggan," kata Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Distribusi Jawa Timur, Arkad Matulu, ditemui di Surabaya, Selasa.
Modus pencuriannya, kata dia, dilakukan dengan "nggantol" atau menyambung langsung sebelum meter. Bahkan, pencurian bisa dilihat dari kebiasaan pemakaian. Apabila biasanya menggunakan listrik dengan jumlah banyak maka pemakaian bulan selanjutnya menjadi sedikit dan hal itu bisa diindikasikan ada pencurian.
"Jika ada tetangga yang mengetahui soal pencurian tersebut, kami harap mereka mau melaporkannya. Dengan demikian kami bisa langsung menindak mereka," ujarnya.
Untuk memberikan efek jera bagi pelaku pencurian listrik, PLN memberlakukan sanksi khusus yakni perdata dan aliran listrik mereka dimatikan. Ketika mereka sudah membayar listrik yang dicurinya maka kasus tersebut sudah selesai dan listrik kembali dinyalakan.
"Di Jatim, daerah yang paling banyak kasus pencurian yakni Pamekasan, Kediri, dan Mojokerto," katanya.
Terkait rasio elektrifikasi, tambah dia, dari jumlah desa di Jatim sebanyak 8.506 desa maka yang sudah teraliri listrik mencapai 8.473 desa. Dengan demikian hanya kurang 0,4 persen yang belum teraliri listrik.
"Sampai sekarang, hambatan elektrifikasi terlihat dari adanya desa yang akan dialiri listrik justru melewati daerah khusus seperti daerah milik perhutani," katanya.
Bahkan, sebut dia, izin mengaliri listrik di sejumlah desa juga sangat susah. Selain itu, terkendala lokasi desa yang letaknya jauh dari daerah terakhir yang sudah teraliri listrik. Di sisi lain, PLN juga terhambat oleh permasalahan anggaran.
"Beberapa kawasan yang belum teraliri listrik di Jatim yakni Jember, Bojonegoro, Probolinggo, dan Madura," katanya.
Mengenai pertumbuhan jumlah pelanggan, lanjut dia, hingga November 2012 sudah melebihi target atau tercapai 12,2 persen dari target pertumbuhan selama tahun 2012 sebesar 8,9 persen.
Dengan demikian, jumlah pelanggan hingga November 2012 mencapai sebanyak 8,4 juta atau bertambah 500-an pelanggan. Dari total jumlah pelanggan tersebut, kontribusi pelanggan prabayar mencapai 1,247 juta dan angka itu melebihi target sebanyak 906.000.
"Sementara, dari total pelanggan 8.407.161 pelanggan maka sebanyak 191.487 pelanggan dari golongan sosial, rumah tangga 7,805 juta, bisnis 345.944 pelanggan, industri 12.236 pelanggan, publik 41.303 pelanggan, dan layanan khusus 10.465 pelanggan. Keseluruhan dayanya mencapai 13.061 MVA dan tahun ini pimpinan kami masih merapatkan berapa target pertambahan pelanggan selama tahun 2013," katanya.(*)