Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Petugas gabungan dari dinas perhubungan, kepolisian, Badan Narkotika Nasional (BNN) serta jasa marga menggelar operasi gabungan dengan melakukan ramp check angkutan umum serta memeriksa sampel urine 25 sopir dan awak bus di Terminal Gayatri, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Kamis.
Kepala Satuan Pelayanan Terminal Gayatri Tulungagung Yono mengatakan, kegiatan itu diintensifkan menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 guna memastikan kesiapan sopir bus dan demi keselamatan penumpang angkutan umum.
"Pemeriksaan meliputi kelengkapan surat kendaraan dan SIM sopir, serta pengecekan fisik seperti lampu utama, lampu sein, wiper, hingga kondisi ban untuk memastikan tidak menggunakan ban vulkanisir," kata Yono.
Kegiatan diawali dengan pemeriksaan kelayakan armada bus yang melayani angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP) maupun antarkota antarprovinsi (AKAP).
Ia memastikan seluruh armada bus yang diperiksa dinyatakan laik jalan dan dalam kondisi prima untuk melayani penumpang selama masa libur akhir tahun.
"Selama pemeriksaan, tidak ditemukan armada yang tidak layak operasi," ujarnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Tulungagung AKBP Damar Bastiar Amarapit mengatakan, pihaknya melakukan tes urine terhadap sopir dan kru bus sebagai langkah deteksi dini penyalahgunaan narkoba.
Menurutnya, tes urine dilakukan terhadap 25 orang dengan hasil seluruhnya dinyatakan negatif narkoba. Selain itu, petugas juga melakukan pemeriksaan kesehatan dasar bekerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat.
"Hasil tes urine menunjukkan seluruh sopir dan kru bus negatif narkoba dan obat-obatan terlarang," kata Damar.
Ia menjelaskan, pemeriksaan tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan kecelakaan lalu lintas menjelang Natal dan Tahun Baru, mengingat sebagian sopir kerap mengonsumsi obat untuk meningkatkan stamina agar tetap terjaga saat berkendara jarak jauh.
"Obat peningkat stamina bisa membuat penggunanya terjaga lebih lama, tetapi saat otak mengalami kelelahan, kemampuan merespons menurun dan berisiko menyebabkan kecelakaan," ujarnya.
