Polisi Kembali Tangani Bentrok Pesilat di Madiun
Minggu, 23 Desember 2012 20:26 WIB
Madiun - Petugas Polsek Taman Kepolisian Resor (Polres) Madiun Kota, Jawa Timur, kembali menangani aksi saling bentrok yang melibatkan pesilat dari kedua perguruan pencak silat di wilayah setempat, Minggu.
Kapolsek Taman Komisaris Polisi Burhanuddin, mengatakan, bentrok terjadi di Jalan Kampar, Kelurahan Taman, Kecamatan Taman, Kota Madiun. Hingga kini Minggu malam, puluhan petugas dari Polres Madiun Kota dan Polsek Taman dibantu aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Komando Rayon Militer (Koramil) setempat masih bersiaga di lokasi kejadian.
"Kami masih menyelidiki kasus ini lebih lanjut. Petugas kepolisian dan TNI masih disiagakan sampai suasana sekitar kondusif," ujar Kompol Burhanuddin kepada wartawan.
Menurut dia, berdasarkan keterangan dari sejumlah saksi, konflik terjadi seusai kegiatan pengesahan anggota baru yang dilakukan pesilat Persaudaraan Setia Hati (PSH) Terate. Kegiatan dilakukan di Jalan Jambu, Kelurahan Pandean, Kecamatan Taman yang hanya berjarak sekitar 1 kilometer dari tempat kejadian.
Kegiatan pengesahan anggota PSH Terate tersebut sudah usai sekitar pukul 13.00 WIB. Selama pelaksanaan kegiatan tersebut, puluhan aparat kepolisian, TNI, serta petugas pengamanan dari PSH Terate sebenarnya sudah melakukan pengamanan hingga acara usai.
Namun selang dua jam usai acara, terjadi bentrok antaranggota PSH Terate dengan warga yang rata-rata anggota PSH Tunas Muda Winongo di Jalan Kampar tersebut.
"Acara sebenarnya sudah selesai namun ada beberapa orang yang lewat di Jalan Kampar yang merupakan basis perguruan silat lainnya dan terjadi gesekan," ucap Burhanuddin.
Warga Jalan Kampar, Agung, mengatakan, bentrok berawal saat belasan anggota PSH Terate berkonvoi di Jalan Kampar yang merupakan basis massa PSH Tunas Muda Winongo. Wilayah setempat memang rentan konflik karena dihuni warga dari dua perguruan silat tersebut.
"Ada sekitar tujuh motor yang dinaiki 15-an orang. Mereka mengeraskan mesin motor, mengejek-ejek, dan membawa batu," ujar Agung kepada wartawan.
Melihat sikap buruk tersebut, puluhan warga setempat yang rata-rata anggota PSH Tunas Muda Winongo keluar rumah. Warga setempat yang merasa terganggu terpaksa memberi pelajaran pada sejumlah pemuda yang berkonvoi tersebut.
"Ada sekitar tiga motor yang dihentikan dan sempat dihajar warga karena mengganggu ketenangan lingkungan sini," tuturnya.
Merasa sama-sama tidak terima dengan perlakukan masing-masing kubu, maka aksi saling lempar batu tak bisa terhindarkan. Beruntung bentrok ini tidak sampai menimbulkan kerusakan parah pada pemukiman warga setempat. Polisi langsung mengamankan lokasi kejadian. Beruntung tidak ada korban jiwa atapun terluka dalam kejadian ini. (*)