K.H.R Achmad Azaim Ibrahimy mengemukakan bahwa Nahdlatul Ulama (NU), sebagai organisasi Islam terbesar di dunia akan menjadi lentera dunia.
"Satu pesan dari K.H.R As'ad Syamsul Arifin (pahlawan nasional) bahwa suatu saat Nahdlatul Ulama akan menjadi dhemar kambengnga dunnyah. Lentera itu menyinari, menginspirasi, membuat pencerahan," kata Kiai Azaim (sapaannya), dalam tausiyahnya usai acara gowes bareng dalam rangkaian Harlah Ke-96 NU yang digelar PCNU Situbondo, Jawa Timur, Kamis.
Ia menuturkan bahwa tidak heran jika di luar negeri, seperti negara Afghanistan sudah berdiri dan ada Nahdlatul Ulama (NU), beberapa PCNU sudah didirikan.
"Rasanya, sebentar lagi dunia segera bercermin dan belajar bagaimana NU merawat negeri. Oleh karena itu, estafet perjuangan harus dilanjutkan, generasi ke generasi, cita-cita luhur harus terus diemban," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo itu.
Dalam kesempatan itu, Kiai Azaim menceritakan ketika Syaikhona Kholil Al-Bangkalani mengutus santrinya, K.H.R As'ad Syamsul Arifin membawa tasbih dan tongkat, semua itu adalah makna pergerakan dan sehingga diterima K.H. Hasyim Asy'ari yang menjadi inspirasi lahirnya NU.
"Artinya apa, didahului dengan pergerakan. Ini bersinergi dengan makna semesta yang bergerak. Hari ini kita bergerak berolahraga, tentu memiliki pesan hikmah. Bukankah seorang mukmin yang baik pandai mencari hikmah dibalik peristiwa?," tuturnya.
Menurut Kiai Azaim, hikmah itu adalah barang yang hilang yang seharusnya menjadi milik seorang muslim, seorang mukmin yang baik.
"Maka carilah, petiklah, setiap hikmah dalam kegiatan yang dilaksanakan hari ini. Mulai kebersamaan, bertemu masyarakat yang majemuk. Semua memiliki pesan bahwa NU ke depan seharusnya memiliki muatan visi misi rahmatan lil'alamin, mengayomi, bersama, seiring membangun negeri ini. Sehingga, menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," ujar ulama muda kharismatik yang merupakan cucu dari pahlawan nasional K.H.R As'ad Syamsul Arifin tersebut. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Satu pesan dari K.H.R As'ad Syamsul Arifin (pahlawan nasional) bahwa suatu saat Nahdlatul Ulama akan menjadi dhemar kambengnga dunnyah. Lentera itu menyinari, menginspirasi, membuat pencerahan," kata Kiai Azaim (sapaannya), dalam tausiyahnya usai acara gowes bareng dalam rangkaian Harlah Ke-96 NU yang digelar PCNU Situbondo, Jawa Timur, Kamis.
Ia menuturkan bahwa tidak heran jika di luar negeri, seperti negara Afghanistan sudah berdiri dan ada Nahdlatul Ulama (NU), beberapa PCNU sudah didirikan.
"Rasanya, sebentar lagi dunia segera bercermin dan belajar bagaimana NU merawat negeri. Oleh karena itu, estafet perjuangan harus dilanjutkan, generasi ke generasi, cita-cita luhur harus terus diemban," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo itu.
Dalam kesempatan itu, Kiai Azaim menceritakan ketika Syaikhona Kholil Al-Bangkalani mengutus santrinya, K.H.R As'ad Syamsul Arifin membawa tasbih dan tongkat, semua itu adalah makna pergerakan dan sehingga diterima K.H. Hasyim Asy'ari yang menjadi inspirasi lahirnya NU.
"Artinya apa, didahului dengan pergerakan. Ini bersinergi dengan makna semesta yang bergerak. Hari ini kita bergerak berolahraga, tentu memiliki pesan hikmah. Bukankah seorang mukmin yang baik pandai mencari hikmah dibalik peristiwa?," tuturnya.
Menurut Kiai Azaim, hikmah itu adalah barang yang hilang yang seharusnya menjadi milik seorang muslim, seorang mukmin yang baik.
"Maka carilah, petiklah, setiap hikmah dalam kegiatan yang dilaksanakan hari ini. Mulai kebersamaan, bertemu masyarakat yang majemuk. Semua memiliki pesan bahwa NU ke depan seharusnya memiliki muatan visi misi rahmatan lil'alamin, mengayomi, bersama, seiring membangun negeri ini. Sehingga, menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," ujar ulama muda kharismatik yang merupakan cucu dari pahlawan nasional K.H.R As'ad Syamsul Arifin tersebut. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022