Situbondo (ANTARA) - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, memastikan daging kurban sapi maupun kambing yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) tidak menular kepada manusia.
"Kami mengajak umat Islam untuk mengonsumsi daging kurban sapi atau kambing tanpa rasa khawatir tertular virus penyakit mulut dan kuku (PMK). Hasil konsultasi kami dengan dokter hewan, daging sapi yang terpapar virus PMK ini tidak menular ke manusia," ujar Ketua PCNU Situbondo K.H. Muhyiddin Khatib kepada wartawan di Situbondo, Minggu.
Apalagi, lanjut dia, hewan kurban yang disembelih dalam kondisi sehat atau tidak sedang terpapar PMK. Bahkan, katanya, penyembelihan kurban sudah melalui serangkaian pemeriksaan kesehatan dari petugas Dinas Peternakan dan Perikanan setempat.
"Bentuk usaha kami, sapi yang akan disembelih harus ada surat keterangan sehat dari dokter hewan. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir," tuturnya.
Kiai Muhyiddin juga mengingatkan, bagi yang sudah niat berkurban dan bernazar tahun ini tidak boleh diurungkan karena ada wabah PMK. Karena, lanjut dia, melalui niat, hukum kurban yang semula sunnah bisa menjadi wajib. Sekalipun hewan tersebut sakit karena terpapar PMK saat akan disembelih.
"Apabila ia sudah berjanji bahwa hewan kurban ini akan disembelih pada Hari Raya Idul Adha, maka ini menjadi mu'ayyan atau hewan qurban yang harus disembelih," katanya.
Ia menyampaikan bahwa hewan yang akan dikurbankan bersyarat, di antaranya tidak boleh sapi atau kambing yang menyusut dagingnya dikarenakan sakit karena terpapar virus PMK. Sehingga PCNU menetapkan hukum hewan kurban yang terpapar PMK, tidak cukup untuk dibuat hewan kurban.
"Karena hewan kurban itu selain dagingnya tidak boleh menyusut. Jadi, harus memilih hewan kurban yang baik untuk dipersembahkan kepada Allah SWT," tuturnya.
Situbondo punya populasi ternak ada sekitar 200 ribu ekor sapi dan kambing. 2.889 ekor di antaranya terpapar PMK dan mati sebanyak 8 ekor sapi.
"Artinya, masih jauh lebih banyak sapi yang sehat. Kalau banyak yang sehat, kenapa harus berkurban sapi atau kambing yang sakit. Karena populasi ternak di Situbondo melimpah," ucapnya.
Kiai Muhyiddin mengimbau masyarakat agar tidak terpengaruh dengan informasi bohong, terkait daging sapi yang tidak bisa dikonsumsi karena terpapar PMK. Karena sebenarnya, daging sapi yang terpapar PMK, bisa dikonsumsi, dan tidak akan menularkan penyakit kepada manusia. (*)