Bupati Situbondo Dadang Wigiarto meminta pimpinan perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) bertanggung jawab atas insiden perusakan rumah dan warung milik warga yang dilakukan oleh oknum anggotanya, serta juga meminta polisi mengusut tuntas kasus perusakan itu.

"Kami minta kepolisian mengusut tuntas peristiwa perusakan rumah dan tempat usaha milik warga tersebut, serta memberikan sanksi tegas terhadap pelaku agar kejadian serupa tidak terjadi kembali," kata Bupati Dadang di sela mengunjungi rumah warga korban perusakan di Desa Kayuputih, Kecamatan Panji, Situbondo, Jawa Timur, Senin.

Baca juga: Kelompok perguruan silat di Situbondo bentrok dengan warga

Bupati menegaskan penegakan hukum harus menjadi pelajaran bahwa tidak boleh siapapun main hakim sendiri, apalagi latar belakang permasalahan disebabkan kelompok perguruan silat PSHT mencabut bendera Merah Putih yang tertancap di depan rumah warga.

"Kami minta pertanggungjawaban (pimpinan PSHT), sejauh mana pimpinannya melakukan upaya pembinaan terhadap anggotanya, termasuk pula bertanggung jawab atas kerugian secara materi yang dialami warga," ucapnya.

Baca juga: Sejumlah rumah dan warung di Situbondo dirusak kelompok perguruan silat

Sementara itu, Ketua PSHT Situbondo Tulus Priatmadji saat dikonfirmadi menyerahkan sepenuhnya kepada polisi untuk mengambil tindakan hukum atas perilaku anarkis sejumlah oknum anggota perguruan PSHT dan dirinya juga akan membantu pihak kepolisian.

"Saya selaku ketua tidak pernah mengajarkan perbuatan jelek dan oknum anggota yang melakukan tindakan merugikan masyarakat kami sudah menyerahkan ke kapolres. Kalau ketemu anggota saya (pelaku perusakan) akan kami serahkan ke polisi," tuturnya.

Sebelumnya, seratusan orang dari salah satu kelompok perguruan pencak silat melakukan tindak perusakan sejumlah rumah dan warung milik warga pada Senin (10/8) dini hari.

Sedikitnya 10 rumah dan 15 warung milik warga yang berada di sepanjang jalan raya Desa Trebungan, Kecamatan Mangaran dan Desa Kayuputih, Kecamatan Panji, rusak parah.

Bahkan, sebuah kios bensin dibakar dan konter HP dirusak serta empat unit mobil di halaman rumah warga juga dirusak kelompok perguruan pencak silat tersebut.

"Awalnya pada Minggu (9/8) kemarin, kelompok perguruan silat itu konvoi dan mencabut bendera merah putih yang terpasang di depan rumah warga. Pemilik bendera tak terima dan menegur gerombolan tersebut, lalu pemilik bendera dikeroyok," kata Marsuki, salah seorang warga setempat.

Pada Senin (10/8) sekitar pukul 03:00 dini hari, lanjut dia, saat semua warga sedang tidur tiba-tiba datang kembali dengan jumlah yang lebih banyak dan gerombolan kelompok perguruan pencak silat yang mengendarai sepeda motor itu melempari rumah warga dan merusak warung-warung.

"Saat saya terbangun dan melihat keluar, banyak sekali massa itu, melempari rumah saya dan tetangga. Kami sekeluarga pun memilih menyelamatkan diri ke belakang rumah," tuturnya.

Sampai saat ini, puluhan petugas gabungan dari TNI/Polri serta Satpol PP berjaga di lokasi tindak pidana perusakan rumah warga sebagai upaya antisipasi aksi susulan.

Sementara polisi, telah memintai keterangan saksi-saksi dan mengumpulkan barang bukti, dan melakukan pengejaran terhadap pelaku perusakan tersebut.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020