Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Universitas Brawijaya (UB) Kota Malang, Jawa Timur mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) untuk mendukung perkembangan industri berbasis budaya di Indonesia.
"Di dalam visi UB, pengembangan iptek terutama yang menunjang industri yang berbasis budaya, artinya budaya menjadi pilar atau bagian penting di dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Sekretaris Universitas Brawijaya Kota Malang Tri Wahyu Nugroho di Malang, Sabtu.
Ia menjelaskan UB telah memiliki AI Center yang salah satu pemanfaatan untuk memodernisasi pelaksanaan konservasi candi, seperti digitalisasi relief dan pemindaian dengan metode 3D.
Selain itu, katanya, untuk mengembangkan desain batik.
Dia menyebut kemajuan iptek saat ini menjadi industri tidak boleh melupakan upaya pelestarian budaya tradisional.
Pihaknya akan terus menjalankan visi kampus guna menciptakan keseimbangan antara sistem industri berbasis iptek dan usaha melestarikan budaya.
"Penyelenggaraan event banyak dilakukan, baik pengembangan kebudayaan yang dibalut dengan teknologi kekinian, maupun sebaliknya. Kami mencoba mengembangkan iptek untuk budaya," ucap dia.
Universitas Brawijaya melibatkan peran banyak pihak, salah satunya menjajaki kolaborasi dengan Kementerian Kebudayaan (Kemenbud), dalam pemanfaatan teknologi digital untuk mengembangkan kebudayaan tanah air.
Baik UB maupun Kemenbud telah menyelenggarakan pertemuan guna membahas konsep kolaborasi tersebut di Kota Malang, Jumat (31/10).
Jajaran pimpinan UB dalam pertemuan itu diwakili dua pakar, yakni Kepala Laboratorium Animasi dan Multimedia Dr Redy Eko Prastyo, MIKom dan Direktur Direktorat Teknologi Informasi (DTI) Dr Raden Arief Setyawan, MT.
Tim UB dalam pertemuan itu, menjelaskan berbagai inovasi yang lahir dari hasil pemanfaatan teknologi digital bernama proyek GenBatik, yaitu platform berbasis AI untuk menghasilkan motif batik baru.
Tri Wahyu menyebut pertemuan dengan Kemenbud telah membangun fondasi kokoh untuk kolaborasi ke depan dengan melakukan sinkronisasi antara komitmen institusional UB dalam teknologi dan budaya dengan agenda nasional milik Kemenbud.
"Intinya adalah kami membangun komitmen bersama untuk bersinergi dalam pengembangan digitalisasi kebudayaan," ucap dia.
