Gresik - Wakil Bupati Gresik, Drs Mohammad Qosim, Rabu, menyatakan bahwa bau gas menyengat yang keluar dari semburan lumpur di Desa Metatu, Kecamatan Benjeng, tidak berbahaya bagi masyarakat. "Bau Gas lumpur yang keluar di Metatu tidak membahayakan bagi masyarakat, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya peristiwa semburan lumpur tersebut," kata Qosim. Berdasarkan laporan Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) yang diterima Pemkab Gresik, kata Qosim, lumpur yang keluar tidak berbahaya. "Setelah pihak ESDM melakukan kajian dan penelitian, kemarin mereka telah menyerahkan laporannya ke Pemkab Gresik, dan dalam laporan itu menyebutkan jika lumpur yang keluar tidak berbahaya bagi masyarakat," katanya. Qosim mengakui, dalam mengambil kebijakan mengenai persitiwa lumpur di Metatu, Pemkab Gresik selalu berlandaskan kajian ilmiah, dan yang berhak melakukan kajian itu adalah Kementerian ESDM. "Pemkab itu dalam mengambil kebijakan selalu berdasarkan kajian ilmiah, dan yang berhak adalah Badan Geologi ESDM dibantu dengan Pertamina, dan mereka kemarin sudah menyerahkan kajian itu," katanya. Qosim menjelaskan, pihak Kementerian ESDM dan Pertamina melakukan kajian dan penelitian selama tiga hari, yakni mulai Rabu (14/11) hingga Jumat (16/11). "Hasil kajiannya adalah lumpur itu tidak berbahaya, bahkan dalam radius satu meter tidak akan menimbulkan masalah bagi kesehatan, oleh karena itu kita akan lakukan sosialisasi agar masyarakat tenang," katanya. Sebelumnya, sejumlah warga Desa Metatu mengeluhkan bau menyengat di sekitar pusat semburan lumpur. Salah satu warga Desa Metatu, Nurul Asikin mengatakan, meski tekanan semburan lumpur sudah mulai berkurang, namun warga mengeluhkan bau menyengat yang menyebar ke sejumlah pemukiman. "Aroma gas yang keluar dari semburan sekarang mulai terasa sampai ke pemukiman warga, dan kami takut akan membahayakan karena baunya menganggu pernafasan," katanya. Warga lain, Hidayat mengaku, bau menyengat di sekitar semburan itu akan lebih terasa ketika malam hari, sehingga apabila warga keluar rumah selalu menggunakan masker sebagai antisipasi ganguan pernafasan. "Kalau siang hari baunya tidak seberapa, namun memasuki malam hari, baunya sangat terasa, dan cukup menganggu warga," katanya.(*)
Berita Terkait

Aksi unjuk rasa terjadi di pusat Kuala Lumpur
26 Juli 2025 13:09

Tokoh Madura di Kuala Lumpur sepakat kawal kasus pengeroyokan
17 Juli 2025 11:42

Dubes: Kasus pengeroyokan WNI asal Madura di KL ditangani PDRM
16 Juli 2025 17:30

Kunjungan Wakil Menteri PUPR di Embung Ketapang Sidoarjo
27 Juni 2025 19:50

KBRI selamatkan PRT asal Pasuruan korban kekerasan di Malaysia
9 Juni 2025 23:00

Anggota DPR RI minta penangan lumpur Sidoarjo secara optimal
5 Juni 2025 19:28

19 tahun Lumpur Lapindo
29 Mei 2025 19:10