Surabaya (ANTARA) - Kepemimpinan memiliki peran vital dalam mendorong adopsi teknologi finansial untuk memperkuat kinerja Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di Indonesia.
Hal ini diungkapkan tokoh muda inovatif, Rico Tedyono, yang resmi menyandang gelar Doktor dari Universitas Airlangga, melalui disertasi berjudul “Leadership is Driving Factors: Financial Technology Effect in Rural Bank Performance – Multilevel Analysis”.
"Kepemimpinan yang adaptif dan visioner menjadi penggerak utama dalam mempercepat transformasi digital di sektor BPR," katanya melalui keterangan yang diterima di Surabaya, Kamis,
Lanjutnya, ketika seorang pemimpin memahami nilai strategis teknologi finansial, adopsi fintech meningkat pesat, membawa dampak signifikan terhadap kinerja lembaga keuangan mikro dan memperluas inklusi ekonomi di wilayah pedesaan.
“Fintech bukan hanya soal efisiensi transaksi, tetapi tentang keadilan ekonomi. Melalui digitalisasi BPR, masyarakat kecil memiliki kesempatan yang lebih luas untuk mengakses modal dan tumbuh bersama,” ujarnya.
Penelitian ini bukan hasil dari pencarian teoretis semata, melainkan lahir dari praktik langsung di dunia industri.
Melalui kiprahnya Rico telah menjadi bagian penting dalam transformasi digital BPR di berbagai daerah.
Pendekatan ini menjadikan disertasinya unik, karena berawal dari solusi yang telah diterapkan di industri dan terbukti memberikan dampak positif, sebelum kemudian dituangkan ke dalam bentuk riset akademik yang sistematis dan berskala internasional.
Dengan gelar doktor yang kini disandangnya, Rico Tedyono konsisten untuk terus mengembangkan ekosistem keuangan inklusif berbasis teknologi, serta memperkuat sinergi antara dunia akademik dan sektor fintech di Indonesia.
Seperti diketahui, Rico Tedyono dikenal sebagai figur anti mainstream muda yang ikut andil dalam transformasi digital sektor keuangan mikro di Indonesia.
Ia merupakan salah satu pendiri di Komunal Fintech dan BPR Kirana Indonesia, start up yang ber fokus membantu BPR melakukan digitalisasi agar mampu menjangkau masyarakat yang sebelumnya belum tersentuh layanan perbankan.
