Surabaya, Jawa Timur (ANTARA) - Pabrik pestisida Bayer Crop Science di Surabaya, Jawa Timur mulai memanfaatkan energi panas bumi dari PLN sebagai bagian dari komitmen transisi menuju industri hijau dan pengurangan emisi karbon.
Bayer Crop Science Site Lead Indonesia dan Malaysia, Muhammad Zoel Akbar mengatakan bahwa penggunaan energi terbarukan tersebut dilakukan melalui Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN yang menjamin sumber listrik berasal dari energi geotermal.
“Langkah ini merupakan fondasi menuju operasi berkelanjutan yang sejalan dengan target global Bayer untuk mencapai 100 persen penggunaan energi terbarukan pada 2050,” kata dia dalam diskusi bertajuk The Science Behind: Manufacturing Excellence of Agriculture Solution di Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu.
Selain energi bersih, dilaporkan bahwa pabrik dengan luas area 1,5 hektare di kawasan industri Rungkut, Surabaya itu juga menerapkan sistem manajemen lingkungan ISO 14001 dan pengelolaan limbah berbasis prinsip reuse untuk menekan produksi limbah berbahaya.
Menurut Zoel, program keberlanjutan juga mencakup pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 12,9 persen pada 2030 melalui efisiensi konsumsi listrik dan penerapan teknologi inverter di lini produksi.
Pabrik milik Bayer Indonesia ini mampu memproduksi berbagai jenis fungisida dan insektisida dengan kapasitas hingga 12 juta kilogram per tahun secara mandiri.
Adapun sebanyak 60 persen dari produksinya dialokasikan untuk kebutuhan domestik demi mempercepat realisasi swasembada pangan nasional, dan 40 persen lainnya diekspor ke lebih dari 10 negara di kawasan Asia dan Australia.
“Upaya ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga mendukung agenda nasional menuju transisi energi bersih dan pengurangan emisi industri,” ujarnya.
Pabrik pestisida Surabaya gunakan energi panas bumi, tekan emisi karbon
Rabu, 15 Oktober 2025 16:54 WIB
Bayer Crop Science Site Lead Indonesia dan Malaysia, Muhammad Zoel Akbar memberikan pemaparan dalam diskusi bertajuk The Science Behind: Manufacturing Excellence of Agriculture Solution di Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (15/10/2025). ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo
