Kota Mojokerto (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto, Jawa Timur, menjadikan keluarga sebagai garda terdepan dalam menekan permasalahan stunting yang ada di kota tersebut.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari di Kota Mojokerto, Selasa, mengatakan saat ini Pemkot Mojokerto terus berupaya menekan stunting di kota setempat.
"Salah satunya melalui pelatihan dan pendampingan keluarga balita stunting di Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajuritkulon," kata Ning Ita sapaan akrab Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari di Kota Mojokerto.
Ia mengemukakan peran keluarga sangat penting sebagai benteng utama dalam menjaga tumbuh kembang anak, terutama dalam menekan permasalahan stunting yang saat ini menjadi perhatian khusus.
“Tujuan kita sama, bagaimana angka stunting di Kota Mojokerto bisa ditekan hingga nol atau zero. Berdasarkan data e-PPGBM, saat ini masih tercatat 1,54 persen balita yang mengalami stunting," ujarnya.
Ia mengatakan dalam kegiatan itu keluarga dengan balita stunting dan wasting diberikan edukasi dan makanan tambahan bergizi serta berkesempatan berdialog langsung dengan Wali Kota Mojokerto maupun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mojokerto.
"Upaya ini tidak bisa hanya mengandalkan tenaga kesehatan, tetapi membutuhkan sinergi lintas sektor, termasuk peran organisasi wanita dan masyarakat. Dengan bergerak bersama, harapan kita para balita bisa tumbuh sehat sehingga ke depan kita mampu menyiapkan generasi unggul yang akan meneruskan pembangunan Kota Mojokerto," katanya.
Melalui pelatihan ini, kata dia, diharapkan akan semakin banyak keluarga yang siap menjadi agen perubahan, sehingga angka stunting bisa terus ditekan guna lahir generasi Kota Mojokerto yang sehat, cerdas, dan unggul.
"Saya berpesan kepada para ibu agar lebih sabar dan tulus dalam merawat buah hati, karena anak adalah titipan Allah. Cinta kasih ibu merupakan faktor penting, selain gizi, yang akan menentukan keberhasilan tumbuh kembang anak," ujar Ning Ita.
