Mojokerto (ANTARA) - Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Rustian mengatakan penanggulangan bencana harus melibatkan lima unsur pentahelix, yakni pemerintah dan daerah termasuk TNI-Polri, akademisi, dunia usaha, komunitas, serta media.
"Kalau tidak ada media, masyarakat luas tidak akan tahu apa yang sedang kita lakukan di Mojokerto hari ini. Maka kelima unsur ini harus berkolaborasi," katanya di sela-sela pembukaan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tahun 2025 di GOR Seni Majapahit Kota Mojokerto, Rabu.
Ia mengemukakan, tidak ada satu pun wilayah di Indonesia yang terbebas dari bencana.
"Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, semua daerah punya potensi bencana. Bahkan eskalasinya meningkat setiap tahun. Kini peta rawan bencana kita hanya menyisakan dua kategori rawan tinggi dan rawan sedang," katanya.
Ia menekankan, bulan PRB merupakan momentum untuk memperkuat kesiapsiagaan dan mitigasi.
"Kalau mitigasi dan kesiapsiagaan kita kuat, Insya Allah dampak bencana bisa diminimalkan, baik kerugian harta benda maupun korban jiwa," ujarnya.
Ia mengatakan, dengan digelarnya Bulan PRB 2025 di Mojokerto, diharapkan sinergi lintas sektor semakin kuat dalam membangun ketangguhan bangsa.
"Kegiatan ini bukan hanya seremoni, tetapi bukti bahwa kesiapsiagaan adalah tanggung jawab bersama," katanya.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan yang diberikan kepada Kota Mojokerto sebagai tuan rumah Bulan PRB 2025.
"Kota Mojokerto dipercaya sebagai tuan rumah kegiatan yang berskala nasional dan sangat strategis ini," katanya.
Ia mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur khususnya BPBD Provinsi Jawa Timur serta seluruh pihak yang sudah memberikan kepercayaannya kepada Kota Mojokerto.
"Selamat datang semuanya di Kota Mojokerto Bumi Majapahit," katanya.
Sekretaris BPBD Provinsi Jawa Timur Andhika Nurrahmad Sudigda mengemukakan tema Bulan PRB tahun 2025 yakni "Bencana Tidak Bisa Menunggu, Kesiapsiagaan Menjadi Hal yang Utama".
Dia berharap kegiatan ini bukan hanya sebagai sekedar peringatan tahunan, namun menjadi titik awal kebangkitan dan menyatukan langkah seluruh pihak dalam mengedepankan kesiapsiagaan sebagai gaya hidup, mulai dari Mojokerto yang bisa diikuti oleh seluruh daerah di Indonesia.
"Lebih dari 60 booth yang terdiri atas teknologi kebencanaan, produk binaan pemulihan pascabencana dan sosialisasi edukasi bencana yang melibatkan akademisi, dunia usaha, pemerintah dan relawan dalam Disaster Management Expo 2025 yang diselenggarakan pada 1 - 3 Oktober 2025," katanya.
