TNI-AD Ledakkan Bom Sisa Perang Dunia II
Kamis, 1 November 2012 18:28 WIB
Magetan - TNI Angkatan Darat dari Detasemen Peralatan (Denpal) Madiun, Kamis, meledakkan empat mortir aktif yang diduga merupakan peninggalan perang dunia (PD) II, di area Gunung Blego, Desa Ngaglik, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Proses peledakan bom atau mortir tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Denpal Madiun Mayor Kiptono dengan dibantu sekitar 10 personelnya.
Data Denpal Madiun menyebutkan, bom yang diledakkan adalah bom atau mortir yang ditemukan warga di sejumlah daerah hukumnya. Di antaranya di Kelurahan Mangge, Kecamatan Barat, Magetan beberapa waktu lalu.
Kemudian, amunisi kaliber 155, amunisi kaliber 105 yang ditemukan di wilayah Madiun, dan roket ukuran 3,5 inci yang ditemukan di Kabupaten Nganjuk.
"Proses peledakkan berjalan lancar dan sesuai rencana. Peledakkan ini sudah sesuai dengan protap juga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Mayor Kiptono kepada wartawan.
Menurut dia, sebelum diledakkan, mortir atau bom-bom tersebut dikubur di dalam tanah dengan kedalaman sekitar satu meter. Kemudian baru diledakaan.
Radius getaran selama peledakan bom diperkirakan mencapai 200 meter dari lokasi. Peledakkan ini mengundang penasaran warga desa sekitar hingga banyak yang menonton.
Beruntung, warga yang menonton peledakan tersebut bisa diatur. Warga yang melihat bersedia untuk menjauh dan menjaga jarak dari lokasi peledakan demi keselamatan.
"Kita cemas jika tidak segera diledakkan nanti malah meledak di area yang bukan tempatnya dan bisa saja memakan korban. Jadi ini sudah tepat," terangnya.
Sebelumnya, petugas Polres Magetan mengamankan sebuah mortir kuno yang diduga masih aktif hasil temuan warga di sekitar sungai Kelurahan Mangge, Kecamatan Barat, kabupaten setempat, pada 13 Oktober lalu. Mortir tersebut memiliki ukuran panjang 90 cm dan lingkaran 75 cm.
Demikian juga, petugas Polsek Dolopo, Polres Madiun mengamankan sebuah mortir kuno yang diduga masih aktif hasil temuan warga di Desa Bader, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, pada 15 Oktober lalu. Mortir kuno tersebut memiliki ukuran panjang 30 cm dan diameter 40 cm. Guna keamanan mortir atau bom tersebut diserahkan ke pihak berwenang. (*)