Teheran (ANTARA/IRNA/Xinhua-OANA) - Kementerian Luar Negeri Iran menyampaikan keprihatinan yang mendalam sehubungan dengan kembali meletusnya konflik antar-kelompok etnik di Myanmar. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast menegaskan perlunya penyelesaian dasar bagi konflik etnik di Myanmar, dan menyerukan penyelesaian cepat masalah tersebut. Ia juga menyerukan perlindungan dasar bagi umat Muslim di negeri itu oleh pemerintah. Menurut laporan Departemen Media Kementerian Luar Negeri pada Sabtu malam (27/10), sebagaimana dilaporkan IRNA --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Ahad pagi, Mehmanparast menambahkan Republik Islam Iran siap membantu pemerintah Myanmar guna secara mendasar menyelesaikan konflik etnik dan agama di negeri tersebut. Juru bicara itu menyampaikan harapan bahwa tindakan pemerintah Myanmar dapat mengembalikan kedamaian yang langgeng dan hidup berdampingan antara umat Muslim dan masyarakat Buddha di Myanmar, serta terwujudkan kedamaian di wilayah tersebut. Kantor Presiden Myanmar telah mengeluarkan pernyataan yang berisi peringatan bahwa dalang konflik sektarian di Rakhine akan diseret ke pengadilan. Sejak kerusuhan sektarian meletus di Negara Bagian Rakhine pada Mei-Juni, pemerintah telah memberlakukan larangan keluar rumah di enam kotapraja yang dilanda kerusuhan dan belakangan mengumumkan keadaan darurat di Negara Bagian Rakhine. (*)
Berita Terkait

Prabowo urges immediate Gaza ceasefire, Israel-Iran de-escalation
16 Juni 2025 19:13

Prabowo ikuti sesi retret KTT ke-46 ASEAN bahas isu Myanmar dan kawasan
26 Mei 2025 21:45

FM Sugiono calls for peaceful resolution on Myanmar crisis
25 Mei 2025 14:30

Tim INASAR tiba di Tanah Air sepulang dari misi kemanusiaan Myanmar
12 April 2025 22:45

Indonesia medical team treats thousands of Myanmar quake victims
12 April 2025 17:30

Pemkot Mojokerto kirim bantuan korban gempa Myanmar
9 April 2025 18:24

INASAR bantu fasilitas rumah sakit di Myanmar untuk korban gempa
9 April 2025 15:05

Korban meninggal akibat gempa Myanmar bertambah jadi 3.600 jiwa
7 April 2025 22:30