Bogor - Pengajar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Dr Ir Ricky Avenzora, MS.c, For mengemukakan bahwa secara hakiki konsep "ecosophy" sangat potensial dan perlu untuk dijadikan sebagai "vehicle" (kendaraan) guna perbaikan lingkungan global. "Namun semua pihak harus sadar bahwa paradigma pergerakan pun harus diubah," katanya kepada ANTARA di Bogor, Jawa Barat, Jumat. Pandangan itu disampaikannya menanggapi peluncuran dan bedah buku guru besar dan ahli konservasi IPB Prof Hadi Alikodra berjudul "Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Pendekatan Ecosophy Bagi Penyelamatan Bumi", yang diterbitkan Gajah Mada University Press. Dalam acara yang diselenggarakan oleh WWF Indonesia sebagai bagian dari rangkaian acara HUT Ke-50 WWF-Indonesia, Alikodra berbicara konservasi, namun dengan mencuatkan pentingnya pengintegrasian intelektualitas, etika, moral, dan spiritual. Menurut Ricky Avenzora, konsep "ecosophy" bukan masalah teknis konservasi, melainkan tata nilai dalam menegakkan konservasi. Ia mengatakan, jika pada awal tahun 80-an Prof Alikodra telah dikenal sebagai salah satu tokoh utama pendiri konservasi di Indonesia, maka saat ini konsep "ecosophy" yang diluncurkan itu suatu tata nilai baru yang perlu dan penting untuk ditegakan secara bersama. "Jika sejarah konservasi di Indonesia sejak awal tahun 80-an telah menunjukan beratnya medan perjuangan, maka ikhtiar untuk menegakan tata nilai 'ecosophy' ini akan jauh lebih berat dari usaha konservasi selama 30 tahun yang lalu," katanya. Sejalan dengan peranan WWF Indonesia dalam membidani lahirnya buku itu, maka ia mengharapkan WWF Indonesia kiranya juga bisa jadi implementor terbaik yang bisa dicontoh banyak LSM dan pihak lain. Memaknai gagasan filosofis yang ada dalam buku tersebut, dirinya berpandangan bahwa salah satu kunci keberhasilan dari implementasi konsep tersebut hanya jika semua mampu mewujudkan "satunya kata dengan perbuatan". "Jika hal ini tidak bisa kita wujudkan bersama, termasuk oleh WWF sendiri sebagai bidan dari buku ini, maka implementasi konsep 'ecosophy' akan merentang waktu jauh lebih lama dari konsep konservasi yang sudah berumur lebih dari 30 tahun saat ini," katanya. Acara itu juga dihadiri oleh Board dan CEO WWF Prof Herman Haeruman, para kolega Prof Alikodra di IPB, UI dan Universitas Islam Negeri (UIN), dan para muridnya berasal dari berbagai universitas. Seorang pembahas adalah Prof Azyumardi Azra berasal dari UIN Jakarta dan Nadine Zamira, Miss Indonesia Earth 2009. (*)
Konsep Ecosophy Potensial Perbaiki Lingkungan
Sabtu, 27 Oktober 2012 5:40 WIB