Profil Direksi ANTARA- Naufal Mahfudz: Ciptakan Iklim Kerja yang Nyaman
Selasa, 23 Oktober 2012 17:52 WIB
Oleh Juwita Trisna Rahayu dan Risbiani Fardaniah
Jakarta - Seperti sebuah panggilan negara ("nation call"), begitu Naufal menyebut awal karirnya masuk ke Perum LKBN ANTARA pada awal tahun 2008 sebagai General Manager Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum.
Sebelum berkarir di lembaga kantor berita tertua di Indonesia ini, Naufal yang baru menerima Surat Keputusan Menteri BUMN sebagai Direktur SDM dan Umum pada 23 Oktober 2012, sudah malang melintang dalam hal pengembangan manajemen dan SDM di beberapa perusahaan.
Naufal dengan konsisten berkarir di bidang pengembangan manajemen dan SDM selama kurang lebih 17 tahun.
Lulusan Sarjana Sosial Ekonomi dari Institut Pertanian Bogor tahun 1992 itu cukup lama berkarir di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) jasa konstruksi PT Wijaya Karya (Persero), mulai dari sebagai Staf Senior Badan Pengembangan SDM dan Manajemen pada 1995, hingga Manajer Biro SDM dan Umum, sebelum pindah ke perusahaan multinasional elektronik Jepang, SONY Corporation pada Mei 2007, dengan jabatan terakhir sebagai General Manager of Human Resource di PT SONY Indonesia.
"Ini seperti panggilan negara ketika saya diminta Direksi dan Dewan Pengawas Perum LKBN ANTARA untuk mengikuti dan kemudian lulus uji kepatutan dan kelayakan sebagai General Manager SDM dan Umum pada waktu itu," ujar lulusan Magister Manajemen dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM itu.
Ketika itu ia harus meninggalkan jabatan yang sama pada sebuah perusahaan multinasional yang memberi gaji, fasilitas dan tunjangan yang jauh lebih besar dari ANTARA. Tantangan dan keinginan untuk menyumbangkan ilmu dan keahlian yang dimiliki, diungkapkannya, sebagai motivasi bergabung di BUMN termuda ini.
"Beberapa kolega seprofesi mengatakan saya ini nekat meninggalkan perusahaan multinasional yang mapan dan bergabung ke sebuah BUMN baru, tapi dengan Bismillah saya yakin bisa, dan Alhamdulillah hingga saat ini saya tetap bisa mencintai profesi dan pekerjaan saya," ujar ayah dari tiga anak itu.
Ia menyebut berkarir di bidang pengembangan SDM adalah sebagai profesi yang cukup menyenangkan, sehingga berbagai persoalan yang muncul ketika memasuki Perum LKBN ANTARA dimaknai sebagai pembelajaran yang akan dapat dilalui dengan baik bila memiliki gairah kerja.
"Saya memaknai kerja itu sebagai ibadah, sehingga bila ada masalah saya yakini Insya Allah selalu ada jalan keluar dan pasti ada hikmah di balik itu semua," tuturnya.
Menyikapi berbagai pendapat yang berbeda, ia mengibaratkan rekan-rekan kerja di ANTARA seperti sudut-sudut mata berlian, tajam, indah dan berkilau, dengan beragam sisi pandang. "Setiap manusia itu unik, dan saya mendapat banyak sahabat yang memiliki sisi pandang yang beragam," kata suami Najwa Shofiyah itu.
Naufal yang bercita-cita menjadi konsultan pengembangan manajemen dan SDM setelah tidak aktif bekerja di perusahaan, mengatakan kelebihan bekerja di ANTARA buat dia adalah dapat berdiskusi tentang banyak hal dengan para jurnalis yang menguasai bidangnya, baik tentang politik, militer, ekonomi, sosial, budaya, dan hal lain. "Saya tinggal bertemu saja dan berdiskusi," ucapnya.
Kini setelah hampir lima tahun bekerja di lembaga kantor berita ini dan terpilih melalui proses "fit and proper test" oleh Kementerian BUMN menjadi sebagai salah satu Direktur dalam kepemimpinan Saiful Hadi di Perum LBKN ANTARA untuk lima tahun ke depan, Naufal lebih memantapkan diri untuk terus melangkah dan berbuat yang terbaik untuk ANTARA.
"Saya akan melanjutkan hal-hal baik yang telah dirintis dan dibangun oleh Tim Direksi sebelumnya," ujarnya.
Dengan tegas ia mengatakan akan meneruskan dan memantapkan budaya korporasi ANTARA yang terangkum dalam ICIC ("Integrity, Committed, Innovate, Customer Focus").
Untuk itu, ia akan berupaya terus menciptakan iklim kerja yang nyaman guna mendukung produktivitas kerja karyawan. "Saya ingin Kantor Berita ANTARA jadi rumah yang nyaman bagi seluruh karyawan ANTARA. Jika karyawan nyaman, Insya Allah gairah bekerja meningkat dan potensi akan terus tumbuh teraktualisasi," papar pria yang mengidolakan negarawan Mohammad Natsir dan tokoh manajemen Tanri Abeng itu.
Naufal juga bertekad akan terus meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan karyawan yang saling beriring. "Saya yakin jika kompetensi tinggi dan dibarengi dengan terpenuhinya kesejahteraan karyawan oleh perusahaan, Insya Allah produktivitas akan meningkat," kata pria kelahiran Jakarta, 9 April 1967 itu.
Selain itu, Naufal berharap ANTARA segera bisa menjadi BUMN yang mandiri agar lebih leluasa menjalankan program-program yang bisa diciptakan sendiri, dan tidak bergantung kepada pemerintah atau pihak lain.
"Karena itu, saya mengharapkan dukungan teman-teman untuk bergandengan tangan secara tulus dalam memajukan ANTARA agar benar-benar menjadi kantor berita berkelas dunia," ujar pemegang sertifikat keprofesian bidang pengembangan manajemen dan SDM tingkat nasional maupun internasional itu.(*)