Profil Direksi ANTARA - Akhmad Kusaeni "Pilot in Command" Redaksi
Selasa, 23 Oktober 2012 17:30 WIB
Oleh Risbiani Fardaniah
Jakarta - Wartawan senior Rosihan Anwar (alm) dalam bukunya mengatakan, cita-cita tertinggi setiap wartawan adalah menjadi pemimpin redaksi, seperti prajurit yang ingin menjadi jenderal.
Begitu pula cita-cita Akhmad Kusaeni yang selama 23 tahun merintis karier kewartawanan di Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara.
"Saya sudah tujuh tahun menjadi co-pilot. Kini saya siap menerbangkan pesawat redaksi sebagai 'pilot in command," ujar Wakil Pemimpin Redaksi yang pada 23 Oktober 2012 menerima surat keputusan Kementerian BUMN sebagai Pemimpin Redaksi atau Direktur Pemberitaan Perum LKBN Antara.
Kepiawaiannya mengendalikan redaksi khususnya di bidang liputan nasional sudah teruji. Kusaeni yang biasa disapa Pak Oe membawahi bidang-bidang liputan penting dan krusial yaitu politik, hukum, ekonomi bisnis dan makro ekonomi hingga olahraga.
Sebagai pilot Kantor Berita Nasional yang tahun ini genap 75 tahun, Kusaeni bertekad akan membawa redaksi Antara untuk mencapai tujuan industri media seperti tertulis dalam motto: "Fear God, Tell Truth, and Make Money."
"Tiga hal yang akan saya lakukan untuk meningkatkan kualitas pemberitaan Antara, yaitu mengajak semua awak redaksi untuk takut pada Tuhan, membuat berita yang bagus, dan menghasilkan uang," ujar penulis buku "Wartawan Naik Haji: Tersungkur di Gua Hira" itu.
Lulusan S2 bidang jurnalistik dari Ateneo de Manila University, Filipina itu menjelaskan bahwa dengan takut pada Sang Pencipta, maka akan tercipta tata kelola perusahaan yang bersih dan mendorong dilaksanakannya Jurnalisme Kenabian, yaitu pemberitaan yang siddiq, tabligh, amanah, and fathonah, sesuai dengan sifat-sifat Nabi Muhammad SAW.
Konsep takut pada Tuhan akan mendorong pencarian berita bagi jurnalis sebagai sebuah ibadah kepada Sang Pencipta. Untuk itu, wartawan tidak akan membuat berita bohong, fitnah, provokasi atau menyiarkan berita dan gambar pornografi yang mengundang syahwat.
Sebaliknya, wartawan wajib memberitakan yang benar, akurat, dan penyajiannya menarik supaya diterima publik dan pasar.
"Antara harus menjadi kantor berita terpercaya dan terkemuka, serta menjadi trendsetter pemberitaan," ujarnya.
Dengan demikian, lanjut dia, Antara tidak hanya mendulang pendapatan dari pekerjaan pemerintah dalam bentuk PSO (public service obligation), namun juga pendapatan dari pelanggan tradisionalnya yaitu media, lembaga-lembaga pemerintah dan individu.
Kantor berita foto
Antara memiliki daya saing tinggi di bidang teks dan foto. Kedua konten tersebut menjadi basis kekuatan Antara untuk menjadi kantor berita tingkat dunia.
"Biro Foto Antara bisa menjadi kantor berita foto Indonesia, karena layanan foto berita itu yang terbaik yang dimiliki Antara sekarang dan ke depan," ujarnya.
Mantan Kepala Biro Antara di New York, Amerika Serikat, itu menilai LKBN Antara bisa menjadi mata Indonesia untuk melihat dunia dan dunia melihat kebaikan Indonesia.
Untuk itu, kata dia, semua atase pers KBRI di seluruh dunia akan diajak untuk menjadi koresponden Antara melalui kerja sama yang saling menguntungkan.
"Bahkan kalau perlu kami juga akan menjadikan mahasiswa-mahasiswa Indonesia di luar negeri sebagai 'stringer' Antara yang dibayar kalau berita dan artikel mereka dimuat," ujarnya.
Semua itu dilakukan sebagai upaya mewujudkan impian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadikan Antara sebagai "World Class News Agency" dengan penguatan Biro Luar Negeri dan Koresponden Luar Negeri dengan biaya murah.
Untuk mendukung pencapaian tersebut, ia juga menegaskan akan mengembangkan layanan pemberitaan dalam berbagai bahasa, tidak hanya Inggris, tapi bahasa lainnya seperti bahasa Arab dan China.
Raja portal Indonesia
Kusaeni juga melihat pengembangan bisnis berbasis konten teks maupun foto yang selama ini dimiliki Antara seperti portal www.antaranews.com beserta portal Antara daerah dan TV Antara, bisa menjadi pendulang pendapatan yang cukup besar, dengan efisiensi dan peningkatan mutu serta produktivitas.
Untuk itu, ia berencana menggabungkan produksi portal dan televisi dalam kendali Direktorat Redaksi, agar lebih efisien dalam koordinasi. Selama ini keduanya berada dalam komando Direktorat Komersial.
"Ke depan Antara akan menjadi raja portal berita Indonesia dan semua biro Antara di daerah memiliki portal lokal sendiri-sendiri. Supaya itu bisa terjadi, maka layanan berita multimedia akan kembali ke pangkuan redaksi," ujar Oe.
Kusaeni mengakui setelah Antara menjadi Perusahaan Umum, bagian redaksi yang akan dikendalikannya akan menjadi bisnis utama Antara.
Untuk itu, jajaran Direktrorat Redaksi tidak boleh hanya fokus dalam pencarian berita, tapi juga harus membangun jaringan untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan.
"Wartawan Antara harus cari berita dan cari uang. Kapitalisasikan jaringan yang ada dan layani kebutuhan pencitraan pemerintah," ujarnya.
Selama ini ia melihat ada dana kehumasan pemerintah yang melimpah dan berada di 34 kementerian dan 116 instansi pemerintah tidak maksimal pemanfaatannya untuk membantu sosialisasi kebijakan maupun menaikkan citra pemerintah.
"Antara bisa berperan besar dalam membantu sosialisasi kebijakan dan pencapaian kinerja pemerintahan," demikian Akhmad Kusaeni.(*)