Surabaya (ANTARA) - Program Diplomat Success Challenge (DSC) mendukung pengembangan usaha para wirausahawan berbagai bidang di Jawa Timur mulai dari audio, furnitur sampah, hingga makanan sehat.
“Pencapaian yang ditorehkan oleh para alumninya merupakan kebanggaan tersendiri bagi ekosistem DSC yang sudah berdiri selama 16 tahun di Indonesia,” kata Perwakilan Wismilak Foundation selaku inisiator program DSC Anastesya Ftraya di Surabaya, Senin.
DSC merupakan sebuah ekosistem kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Wismilak Foundation untuk memberikan kesempatan kepada wirausaha muda Indonesia agar dapat mengembangkan ide bisnis mereka.
Peserta yang lolos kompetisi program DSC mendapat hibah modal, edukasi, pendampingan, dan bergabung dalam jaringan wirausaha.
Terdapat tiga alumni program DSC dari Jawa Timur yang telah sukses mengembangkan produknya yakni Avara Custom yang memproduksi audio profesional, Yorri Eatry yang memproduksi cemilan sehat, dan Robries yang memproduksi furnitur hasil olahan sampah.
Avara Custom dimiliki oleh Finalis DSC Season 9 tahun 2018 yakni Alvon Yulius yang memproduksi sebuah manufaktur Custom dan Universal In Ear Monitor (IEM) yakni perangkat earphone yang dicetak 100 persen sesuai telinga pemakainya.
Saat ini Avara Custom merupakan produsen CIEM/IEM Universal dengan harga paling terjangkau namun waktu produksi cepat karena mengkombinasikan teknologi SLAprint pada printer 3D.
Sementara usaha YORRI Eatery dimiliki oleh finalis DSC 2022 Yessie Natasia yang memperkenalkan dessert rendah kalori, bebas gluten, dan berbahan plant-based.
Dibangun pada 2021, saat itu Yessie dan adiknya yang adalah seorang vegan dan vegetarian merasa kerap kesulitan mencari makanan dan minuman berbahan nabati sehingga harus membuatnya sendiri.
Dari tantangan itu, YORRI membuka jalan baru bagi industri kuliner sehat termasuk mendukung gerakan hidup sehat bagi masyarakat Jawa Timur yang mulai marak setelah pandemi COVID-19.
Terakhir, Robries yang dimiliki oleh finalis DSC Season 15 tahun 2024 Syukriatun Niamah memproduksi furnitur inovatif dari sampah plastik.
Robries lahir dari keresahan akan masalah sampah plastik di Indonesia hingga pada akhirnya diolah yang kemudian digunakan menjadi material interior, arsitektural, maupun dikreasikan menjadi furnitur yang dirancang modern dan fungsional.
Hingga saat ini, Robries telah memproduksi lebih dari 27.000 produk yang dibuat dari 198 ton lebih sampah plastik. Dalam lima tahun terakhir, Robries telah bekerja sama dengan 1.000 klien baik dalam negeri maupun luar negeri.
