Surabaya (ANTARA) - Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Bambang Haryo Soekartono (BHS) memantau aktivitas perdagangan di Pasar Genteng Surabaya, Selasa, untuk melihat langsung kondisi daya beli masyarakat pascakerusuhan yang terjadi beberapa waktu lalu.
“Dampaknya cukup besar. Jumlah pembeli menurun drastis karena masyarakat masih khawatir keluar rumah, sementara pedagang juga merasa takut,” katanya usai berdialog dengan pedagang Pasar Genteng.
Bambang menegaskan aspirasi masyarakat melalui unjuk rasa merupakan hal yang sah dalam negara demokrasi, namun ia mengingatkan agar penyampaian pendapat tidak sampai menimbulkan kerusuhan dan merugikan masyarakat.
“Unjuk rasa boleh dilakukan, tapi jangan sampai ada oknum yang menyusup dan membuat kerusuhan sehingga mengganggu keamanan serta keselamatan masyarakat,” ujar legislator dari daerah Pemilihan Surabaya-Sidoarjo ini.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyoroti sejumlah persoalan infrastruktur di Pasar Genteng yang dinilai sebagai pasar legendaris dan menjadi ikon kuliner tradisional Jawa Timur.
Masih ada masalah banjir, kebocoran, dan peralatan pemadam kebakaran yang tidak berfungsi sejak 2016.
Dirinya juga membantu mengisi ulang tiga tabung pemadam kebakaran yang ada, sedangkan sisanya akan dilaporkan kepada Wali Kota Surabaya agar segera dilengkapi
Bambang berharap perhatian serius dari pemerintah daerah terhadap kondisi pasar tradisional, agar keberadaan pasar bersejarah seperti Pasar Genteng tetap terjaga dan perekonomian masyarakat tidak terganggu.
Pada kesempatan itu, Surti salah satu pedagang mengaku dagangannya sepi pasca kerusuhan beberapa waktu lalu.
Dirinya menilai, sepinya pembeli karena mereka masih takut keluar rumah termasuk untuk belanja usai unjuk rasa yang berakhir rusuh di Grahadi.
Dirinya berharap situasi ini bisa segera membaik sehingga perekonomian bisa normal kembali.
