Kodrat Jatim Fokus Kejurnas Usai Gagal PON
Rabu, 26 September 2012 21:03 WIB
Surabaya - Pengurus Provinsi Keluarga Olahraga Tarung Derajat (Kodrat) Jawa Timur berencana menggelar seleksi atlet untuk menghadapi kejuaraan nasional di Bali pada pertengahan Januari 2013.
Ketua Bidang Organisasi Pengprov Kodrat Jatim Mohammad Muchsin kepada wartawan di Surabaya, Rabu mengatakan, seleksi yang dijadwalkan pada Oktober mendatang, dilakukan secara terbuka dengan mengundang atlet-atlet tarung derajat terbaik di Jatim.
"Petarung anggota tim PON 2012 juga wajib mengikuti seleksi, karena kami ingin mencari atlet-atlet terbaik untuk kejurnas nanti," ucapnya.
Muchsin menambahkan, setelah kegagalan atletnya di Riau, Kodrat Jatim menargetkan bisa meraih minimal satu medali emas dari sembilan nomor yang dipertandingkan pada kejurnas.
"Dari sembilan kelas yang dipertandingkan di kejurnas, tujuh kelas untuk petarung putra dan dua kelas untuk putri. Kami belum memutuskan berapa atlet yang akan dikirim ke Bali," tambah Muchsin yang juga Manajer Tim Tarung Derajat Jatim di PON 2012.
Pada PON XVIII/2012 di Riau, tarung dejarat gagal memenuhi target medali emas yang dibebankan KONI Jatim, setelah hanya mampu meraih satu medali perak melalui Deni Bulyani di kelas menengah.
Menurut Muchsin, peta kekuatan olahraga tarung derajat pada PON 2012 cukup merata, dan tidak lagi didominasi Jawa Barat sebagai daerah kelahiran olahraga tersebut.
"Jabar yang diprediksi sebagai penguasa, justru kalah dari Jateng yang tampil sebagai juara umum. Deni Bulyani sebagai atlet yang kami andalkan untuk merebut emas, secara tidak terduga juga kalah dari atlet Bali," ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya juga berencana mendatangkan pelatih untuk mengasah kemampuan para atlet sebelum berlaga di kejurnas, karena selama ini posisi pelatih masih dirangkap oleh Deni Bulyani.
"Dari pengalaman PON Riau, banyak hal yang harus dibenahi dari kemampuan para atlet seiring makin berkembangnya olahraga tarung derajat. Bahkan, model pertarungannya kini cenderung mengarah ke tinju bebas," tukas Muchsin. (*)