Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Sebanyak 115 warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lapas Kelas IIB Tulungagung, Jawa Timur, aktif mengikuti program pembinaan kemandirian berbasis keterampilan kerja dan usaha produktif.
Kepala Lapas Tulungagung Ma’ruf Prasetyo Hadianto, Rabu menjelaskan bahwa pembinaan dilakukan secara rutin untuk membekali para WBP dengan keterampilan yang berguna setelah mereka bebas nanti.
“Ada beberapa bidang yang kami kembangkan seperti konveksi, barbershop, kerajinan marmer, hingga peternakan kambing dan budidaya lele, semua dikerjakan oleh warga binaan,” katanya.
Produk yang dihasilkan, mulai dari celemek makan bergizi gratis (MBG), kaos, sandal, plakat, dan asbak marmer, telah dipasarkan ke berbagai daerah.
Sebagian bahkan dipesan langsung oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
Menurut Ma’ruf, dari hasil kegiatan tersebut, warga binaan mendapatkan insentif berupa tabungan pribadi yang dikelola secara transparan.
"Premi 40 persen dari nilai penjualan, kami tabung atas nama warga binaan. Rata-rata mereka bisa menabung Rp500 ribu hingga Rp700 ribu per bulan, tergantung aktivitas dan hasil produksinya," katanya.
Ia menambahkan, program pembinaan ini menjadi salah satu bentuk pelaksanaan sistem pemasyarakatan yang menekankan aspek pembinaan, bukan semata hukuman, dengan tujuan agar mantan narapidana bisa kembali ke masyarakat dengan bekal hidup yang cukup.
Selain meningkatkan kemandirian ekonomi, pembinaan ini juga menjadi sarana konseling mental, disiplin, serta tanggung jawab selama menjalani masa hukuman.
