Pasuruan, Jawa Timur (ANTARA) - Kelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya (UB) menggagas potensi pengembangan ekspor masyarakat nelayan di pesisir Desa Watuprapat, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Hal ini ditandai dengan audiensi strategis mahasiswa terkait dengan Wakil Bupati Pasuruan Shobih Asrori dan perwakilan Dinas Perikanan Kabupaten Pasuruan Soegeng Soebijanto, terkait pengembangan sektor perikanan desa yang dikenal secara luas sebagai salah satu sentra penghasil kepiting rajungan terbesar di Jawa Timur.
"Ini bukti nyata bahwa mahasiswa tidak hanya belajar di kampus, tapi hadir di tengah masyarakat membawa solusi," kata Shobih dalam keterangan yang diterima di Pasuruan, Minggu.
Shobih mengaku pemerintah daerah akan terus membuka ruang kolaborasi seperti hal terkait untuk membangun desa pesisir yang lebih tangguh dan mandiri.
Ia menegaskan pemerintah akan siap mendampingi mahasiswa dan masyarakat dalam peningkatan kapasitas nelayan serta pelestarian ekosistem laut di kawasan pesisir Pasuruan.
Sementara itu perwakilan mahasiswa Sabrina Sacharissa Imtyas menyatakan bahwa daerah setempat memiliki potensi besar di sektor perikanan melalui komoditas seperti rajungan, ikan pelagis kecil, cumi, dan berbagai jenis kerang yang selama ini dinilai dapat menjadi tumpuan ekonomi masyarakat setempat.
Ia menilai kepiting rajungan dari Watuprapat banyak diekspor ke Amerika Serikat dan Eropa namun nelayan masih menggunakan alat tangkap tradisional yang dinilai kurang efisien.
"Kami ingin mendorong adanya pelatihan teknik tangkap berkelanjutan dan dukungan alat tangkap ramah lingkungan bagi masyarakat sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan menambah hasil yang didapat,” ujar Sabrina.
Sabrina juga menekankan pentingnya penguatan kelembagaan nelayan serta perlunya kolaborasi lintas sektor dalam pengawasan perairan demi memastikan akses nelayan kecil tetap terjamin dan sumber daya ikan tetap lestari.
