Pasuruan, Jawa Timur (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dukung pemberdayaan desa di Pasuruan, Jawa Timur, dengan memanfaatkan lahan tidak produktif menjadi sumber ekonomi kreatif melalui program Pemberdayaan Desa Binaan (PDB).
Ketua PDB Umsida, Ali Akbar, menyatakan bahwa program tersebut melibatkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) tersebut, berhasil mentransformasi Dusun Binangun, Desa Plintahan, Kecamatan Pandaan, Pasuruan, menjadi pusat inovasi yang berdampak pada perekonomian berbasis perempuan, penguatan kegiatan pembelajaran dan budaya, serta konservasi alam.
"Melalui Pasar Budaya Pring Sewu, kami memaksimalkan pemanfaatan potensi bambu lokal untuk menghasilkan produk kriya bernilai jual," kata Ali dalam keterangannya di Pasuruan, Sabtu.
Menurutnya, target utama program pemberdayaan tersebut adalah kelompok Ibu Binangun Hebat yang kini aktif memproduksi berbagai kerajinan bambu, dari perkakas hingga wadah bingkisan.
Ali menyatakan bahwa program ini adalah wujud nyata kolaborasi multi-pihak dengan mitra strategis dan juga warga lokal dengan mengolah potensi bambu dan memanfaatkan lahan yang tadinya tak produktif menjadi sumber ekonomi, edukasi, seni, dan konservasi.
Dosen Pendamping KKN Umsida, Rohman Dijaya, turut menegaskan nilai keberlanjutan yang berhasil diciptakan dari program tersebut.
Menurutnya, pemanfaatan bambu tersebut dilakukan tanpa mengganggu ekosistem sehingga hilirisasi produk itu dinilainya selaras dengan konservasi hutan yang menjadi penopang ekologi Desa Plintahan.
Selain itu Rohman menyatakan bahwa program ini memberikan dampak positif secara signifikan bagi para ibu rumah tangga yang terlibat. Ia menyampaikan bahwa, menurut pengakuan beberapa ibu rumah tangga yang terlibat, penghasilan yang didapat dari Pasar Budaya Pring Sewu, yang diadakan setiap hari Minggu tersebut, lebih besar dari penghasilan rata-rata kerja harian masyarakat di sana selama satu minggu.
Program PDB Umsida tersebut merupakan program yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi tahun 2025
