Kota Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri, Jawa Timur, melakukan pemeriksaan kesehatan pada pelajar Sekolah Dasar (SD), terutama pada mata dan telinga, sebagai upaya melakukan deteksi dini gangguan penglihatan dan pendengaran pada mereka.
Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati mengemukakan kegiatan pemeriksaan kesehatan ini dilakukan pada anak SD. Kegiatan ini juga bertepatan dengan Hari Anak Nasional tahun 2025.
"Bertepatan dengan Hari Anak Nasional tahun 2025 ini Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan Kediri bersinergi menggelar deteksi dini gangguan penglihatan dan pendengaran. Tentunya kesehatan ini menjadi fondasi untuk membentuk sumber daya manusia yang unggul," katanya peninjauan pemeriksaan kesehatan pelajar SDdi halaman Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri, Rabu.
Kegiatan tersebut, kata dia, merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan sumber daya manusia yang unggul.
Ia menyebut seringkali gangguan penglihatan dan pendengaran ini luput dari perhatian. Padahal gangguan tersebut bisa berdampak besar pada tumbuh kembang, kemampuan belajar, bahkan membentuk rasa percaya diri anak.
"Tadi saya keliling dan hasilnya anak-anak ini penglihatannya sehat, tetapi banyak yang bermasalah dengan pendengaran. Ke depan perlu adanya sosialisasi untuk guru dan orang tua agar pendengaran anak-anak lebih sehat. Perlu dilakukan pemeriksaan rutin enam bulan sekali," katanya.
Wali Kota mengapresiasi upaya Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan Kota Kediri, serta para tenaga kesehatan dan pihak sekolah yang telah berkolaborasi menggelar kegiatan tersebut.
Deteksi dini, kata dia, bukan hanya soal pemeriksaan, tetapi juga bentuk kasih sayang kepada generasi penerus bangsa.
Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya tentang memeriksa telinga dan mata. Lebih dari itu, kata dia, kegiatan tersebut bentuk investasi jangka panjang dalam memastikan anak-anak Kota Kediri tumbuh sebagai generasi sehat, cerdas, dan percaya diri.
"Saya berpesan jangan takut diperiksa. Justru ini supaya kalian makin sehat dan makin semangat belajar. Saya juga berpesan kepada adik-adik untuk mengurangi bermain handphone," ujarnya.
Kepala Dinkes Kota Kediri Muhammad Fajri Mubasysyir menambahkan deteksi dini untuk mengetahui apakah anak-anak memiliki keluhan pada penglihatan dan pendengaran.
Apabila ditemukan ada masalah, kata dia, akan dilakukan pemeriksaan lanjutan oleh dokter spesialis. Bila diperlukan terapi lanjutan akan dirujuk ke rumah sakit.
Ia mengatakan untuk pemeriksaan tersebut dilakukan oleh tim dari puskesmas dan Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala dan Leher Indonesia di Kota Kediri.
"Ke depan akan ada skrining kepada seluruh siswa. Untuk hari ini hasilnya memang lebih banyak yang mengalami masalah pendengaran. Paling banyak ini masalah serumen atau kotoran telinga yang menumpuk," kata dia.
Pemeriksaan deteksi dini gangguan penglihatan dan pendengaran pada siswa sekolah dasar ini diikuti oleh 360 anak perwakilan dari 20 SD di Kota Kediri.
Turut hadir dalam kegiatan itu Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Anang Kurniawan, Dokter Spesialis THT-KL Elida Mustikaningtyas, Dokter Spesialis Mata Wahyu Endah Prabawati, dan tamu undangan.
