Surabaya (ANTARA) - Alat bongkar muat peti kemas jenis quay container crane atau derek peti kemas di dermaga TPK Tarakan, Kalimantan Utara kembali berfungsi setelah sebelumnya mengalami kendala teknis yang mengakibatkan alat tersebut tidak berfungsi maksimal.
Kepala TPK Tarakan Amrullah dalam keterangan di Surabaya, Senin, menyatakan kendala operasional terjadi sejak Rabu (9/7), namun kegiatan tetap berjalan dengan bantuan ship crane atau derek kapal sebagai alat bantu bongkar muat peti kemas.
“Kami memohon maaf atas kendala operasional yang terjadi selama beberapa waktu akibat kendala alat yang terjadi kami pastikan alat tersebut saat ini sudah berfungsi dengan baik,” kata Amrullah.
Pelayanan operasional kembali berjalan dengan baik yang ditandai oleh kegiatan bongkar muat kapal LCT Kayan Cahaya pada Sabtu 12 Juli 2025 pukul 00.12 WITA dilanjutkan dengan bongkar muat KM Meratus Kupang yang bersandar di dermaga pukul 08:50 WITA.
Kepala Meratus Line Cabang Tarakan Yuwono membenarkan bahwa bongkar muat peti kemas pada kapal Meratus Kupang saat ini telah dilayani dengan menggunakan quay container crane.
Kapal tersebut sedianya akan melakukan bongkar muat sebanyak 820 boks. Kecepatan alat saat ini berada pada angka 25 box peti kemas per jam dari target 15 box sedangkan kegiatan kapal ditargetkan selesai dalam waktu 40 jam.
“Hingga sore ini kegiatan bongkar muat kapal Meratus Kupang berjalan dengan lancar tanpa kendala apapun dan crane yang digunakan juga dapat beroperasi dengan maksimal,” kata Yuwono.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Tarakan Stanislaus W. Wetik meminta kepada pengelola TPK Tarakan untuk memperhatikan kesiapan alat bongkar muat yang ada di terminal.
Pihaknya mengaku akan melakukan pengawasan dan pembinaan kepada pihak pengelola terminal sesuai dengan tugas dan fungsi yang diamanatkan.
Kendala alat yang terjadi sebelumnya dapat dijadikan pelajaran dan evaluasi dalam meningkatkan layanan kepada pelanggan.
“Crane saat ini sudah dapat beroperasi, namun hendaknya hal ini jangan sampai terulang kembali, harus ada manajemen yang baik untuk memastikan alat yang ada di terminal siap setiap saat dan berfungsi dengan baik,” katanya.
