Gubernur Lemhannas: Kasus Sampang Jangan Jadi Ancaman
Kamis, 30 Agustus 2012 11:47 WIB
Jakarta - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Budi Susilo Soepandji, mengingatkan agar permasalahan yang terjadi antara warga Sampang, Madura, Jawa Timur, tidak melebar menjadi suatu ancaman pascaperistiwa penyerangan terhadap Muslim Syiah di Sampang pada pada Minggu (26/8).
"Kita semua harus berpegang teguh pada Pancasila," kata Gubernur Lemhannas di sela-sela acara Halal bi Halal bersama media massa di Kantor Lemhannas, Jakarta, Kamis.
Menanggapi adanya rencana Human Rights Working Group (HRWG) yang akan melaporkan kasus Sampang ke Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, Lemhannas mengharapkan agar permasalahan di Sampang tidak sampai ke luar, namun dapat diselesaikan di dalam negeri.
"Kami sangat prihatin sampai ada korban jiwa dalam kasus penyerangan warga Syiah tersebut," kata Budi seraya menyayangkan aksi penyerangan itu.
Menurut dia, Mabes Polri mau melakukann penyidikan atas tindakan hukum itu, bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga sudah menyampaikan permasalahan itu, sehingga diharapkan kasus tersebut tidak terulang kembali.
"Apa pun 'cover' yang terjadi, apakah itu berbau keluarga, atau politik terkait pilkada. Ini masih dalam tahap penyidikan. Janganlah bermain-bermain api dengan SARA. Kalau itu masalah pilkada, keluarga, dan lainnya, kita semua harus menunggu. Jangan membawa masalah, mari kita tutup dengan 'cover' keyakinan, paparnya.
Karena menunurut UUD 1945, lanjut Budi, keyakinan merupakan HAM setiap orang Indonesia yang memiliki hak menyatakan kemerdekaan untuk beribadah sesuai keyakinan.
"Lemhannas akan menularkan masalah pokok ketahanan nasional, baik masalah ideologi maupun budaya. Kita harus saling menghargai dan gotong-royong. Kita selalu ajarkan," katanya.
Bahkan, tambah Budi, Lemhannas juga mengundang para walikota-bupati dalam forum konsolidasi agar mereka memperhatikan aspek-aspek Pancasila dan kegotong-royongan.
"Kasus bisa terjadi kalau sekelompok orang tak memperhatikan Pancasila. Sampang harus diselesaikan dengan baik agar bibit-bibit yang bisa memecah persatuan bisa diantisipasi. Lemhannas tak henti-hentinya untuk memperbesar Forkon, bahkan akan ditingkatkan lagi. Ini 'PR' besar buat Lemhannas," demikian Gubernur Lemhannas Budi Susilo Soepandji.
Kasus penyerangan kelompok Islam Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, Madura kali ini merupakan kali kedua dalam dua tahun terakhir ini.
Aksi serupa juga terjadi pada akhir Desember 2011. Ketika itu rumah pimpinan Islam Syiah, mushalla dan madrasah kelompok Islam minoritas ini diserang oleh kelompok massa anti-Syiah.
Sebanyak 200 jiwa lebih pengikut Islam Syiah terpaksa mengungsi ke tempat yang aman. Harta benda mereka juga dirampas dan anak-anak kelompok Syiah dikucilkan.
Ketegangan pada aksi penyerangan pertama ketika itu, reda, setelah petugas gabungan dari unsur Polri dan TNI berupaya melakukan negosiasi kepala kedua kelompok yang bersitegang itu.(*)