Madura Raya (ANTARA) - Jajaran Polres Bangkalan, Jawa Timur melakukan pengeboran di sejumlah desa yang rawan kekeringan dan kekurangan air bersih pada musim kemarau seperti sekarang ini, guna membantu pemkab setempat mengurangi jumlah desa terdampak kekeringan.
Kapolres Bangkalan AKBP Hendro Sukmono mengatakan selain sebagai bentuk komitmen institusi Polri, bantuan pengeboran air bersih itu juga rangkaian kegiatan bakti sosial yang digelar Polres Bangkalan dalam memeriahkan Hari Bhayangkara ke-79 di daerah setempat.
"Semoga bantuan pengeboran ini akan menjadi amal jariah yang bermanfaat bagi masyarakat di desa ini, dan desa terdampak kekeringan di Bangkalan makin berkurang," katanya di sela-sela acara peresmian bantuan sumur bor di Pondok Pesantren Al-Hasany Dusun Toroy, Desa Tlokoh, Kecamatan Kokop di Bangkalan, Senin.
Desa Tlokok satu di antara 53 desa yang terdata di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangkalan biasa mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih saat musim kemarau.
Melalui program ini, pihaknya juga ingin lebih dekat dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
"Karena itulah, titik yang dipilih untuk bakti sosial ini memang masih kekurangan air bersih, dan kami memberikan bantuan dalam bentuk pengeboran sumur agar para santri dan masyarakat yang selama ini mengalami kesulitan mendapatkan air bersih dapat terbantu,” katanya.
Pihaknya berharap, pada peringatan Hari Bhayangkara ke-79 seluruh jajaran Polri terus meningkatkan kinerja dan integritas agar lebih bermanfaat bagi masyarakat dan NKRI.
“Semoga polisi lebih dekat lagi dengan masyarakat dan terus memperoleh kepercayaan untuk memberikan rasa aman dan nyaman,” katanya.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Bangkalan, daerah terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih saat musim kemarau tersebar di sembilan kecamatan, yakni Tanah Merah, Kwanyar, Blega, Konang, Kokop, Geger, Klampis, Sepulu, dan Kecamatan Arosbaya.
Jenis kekeringan yang terjadi di 53 di sembilan kecamatan itu berupa kekeringan langka dan kekeringan kritis.
Kekeringan kritis terjadi karena pemenuhan air di dusun mencapai 10 liter lebih per orang per hari. Jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan ketersediaan air bersih sejauh 3 kilometer bahkan lebih.
Kekeringan langka jenis kekeringan, di mana kebutuhan air di dusun itu di bawah 10 liter per orang, per hari. Jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat sekitar 0,5 kilometer hingga 3 kilometer.