Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat mengelola sampah mulai dari rumah tangga sebagai upaya mengurangi polusi plastik, bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
"Setiap individu bertanggung jawab atas apa yang dikonsumsi dan apa yang ditinggalkan bagi lingkungan. Oleh karena itu pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama yang berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim," ujar Khofifah dalam keterangan diterima di Surabaya, Kamis.
Khofifah menekankan pentingnya komitmen masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah dan mendukung program pengelolaan sampah berbasis komunitas. Menurutnya, pengelolaan sampah yang efektif dimulai dari kesadaran dan tindakan individu.
Di tingkat pemerintahan, Khofifah menilai kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan pemangku kepentingan menjadi kunci dalam menciptakan solusi inovatif. Solusi tersebut meliputi daur ulang, pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, hingga pemanfaatan sampah menjadi energi.
"Pemprov Jatim terus memperkuat kebijakan dan regulasi pendukung pengelolaan sampah yang berkelanjutan, ramah lingkungan, serta sejalan dengan visi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)," ucap Khofifahh.
Salah satu inovasi Pemprov Jatim di bidang lingkungan adalah Program Desa Bersih dan Lestari (Desa Berseri) yang dijalankan melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jatim, dengan tujuan meningkatkan kualitas lingkungan hidup di desa dan kelurahan melalui pendekatan partisipatif, terstruktur, dan berkelanjutan.
"Inovasi ini pertama di Indonesia dan kini telah mencakup 1.126 desa/kelurahan berseri. Program ini juga telah melahirkan 5.170 bank sampah, jumlah terbanyak secara nasional," kata Khofifah.
Desa Berseri dirancang untuk menangani berbagai isu lingkungan, seperti pengelolaan sampah yang belum terintegrasi, rendahnya kesadaran masyarakat, dan minimnya ruang terbuka hijau.
Evaluasi keberhasilan program dilakukan melalui klasifikasi empat tingkatan: Pratama, Madya, Utama, dan Mandiri.
Selain mengedepankan klasifikasi, Desa Berseri juga mendorong sinergi lintas sektor untuk memperkuat kapasitas lokal melalui pendampingan, pelatihan, dan pembentukan kelembagaan.
Melengkapi program pengelolaan sampah, Khofifah menyoroti keberadaan fasilitas Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya. Fasilitas ini telah menjadi model percontohan nasional.
"Desa Berseri, PSEL, dan berbagai kebijakan lain telah terbukti mampu mengurangi volume sampah. Kami berharap ke depan akan semakin banyak inovasi yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat," ucapnya.
Khofifah juga menyoroti kondisi pengelolaan sampah nasional. Berdasarkan data tahun 2023, timbulan sampah nasional mencapai 69,9 juta ton, dengan 66,28 persen berhasil dikelola.
"Pemerintah menargetkan pengelolaan sampah 100 persen pada 2025, melalui 30 persen pengurangan dan 70 persen penanganan. Tantangan besar kita saat ini adalah sampah plastik yang diperkirakan mencapai 800.000 ton tahun ini," ujarnya.
Sebagai upaya konkret, Pemprov Jatim telah mengerahkan alat berat seperti ekskavator dan buldoser untuk membersihkan sampah di sepanjang Pantai Bayem hingga Pantai Gemah.
"Pembersihan ini diharapkan memulihkan daya tarik wisata dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat sekitar," ucap Khofifah.
Menjelang Hari Raya Idul Adha, Khofifah juga mengimbau panitia pembagian daging kurban untuk tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai. Ia mendorong masyarakat untuk membawa wadah yang dapat digunakan ulang.
"Kita semua memiliki peran. Lingkungan yang bersih menjadikan hidup kita lebih sehat dan produktif. Dengan begitu, tujuan bersama kita dapat lebih mudah dicapai," kata Khofifah Indar Parawansa.