Kediri (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri berkolaborasi dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah Kabupaten Kediri serta PT Pegadaian mendorong literasi dan inklusi keuangan, khususnya bagi perempuan.
Kepala OJK Kediri Ismirani Saputri mengemukakan hasil survei literasi dan inklusi keuangan tahun 2025, diketahui bahwa secara komposit tingkat literasi keuangan masyarakat berada di angka 66,50 persen, sedangkan tingkat inklusi keuangan masyarakat 80,5 persen.
"Angka ini masih lebih rendah dari target tingkat inklusi keuangan secara nasional pada tahun 2045 mencapai sebesar 98 persen," katanya di Kediri, Jawa Timur, Kamis.
Ia menambahkan dari hasil evaluasi ternyata tingkat literasi dan inklusi keuangan pada perempuan masih rendah ketimbang pria.
“Tingkat literasi wanita sebesar 65,6 persen sedangkan pria sebesar 67,3 persen serta tingkat inklusi wanita sebesar 80,3 persen dan pria sebesar 80,7 persen,” katanya.
Pihaknya berkolaborasi dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah Kabupaten Kediri serta PT Pegadaian Kantor Cabang Kediri untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan khususnya bagi perempuan di wilayah itu.
OJK membuat layanan "Sicantik" yang dirancang sebagai sarana pemberdayaan perempuan melalui edukasi literasi keuangan yang aplikatif dan mudah dipahami.
Kegiatan tersebut diikuti kurang lebih 585 ibu yang tergabung dalam Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Kediri.
Dengan pendekatan komunitas, "Sicantik" mengajak ibu-ibu menjadi agen perubahan dalam mengelola keuangan keluarga, mengakses produk dan layanan jasa keuangan formal, serta memanfaatkan peluang ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Dengan program "Sicantik", OJK Kediri berkomitmen meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat melalui penguatan sinergi dan kolaborasi bersama dengan TPAKD, lembaga jasa keuangan (LJK), dan pemangku kebijakan lainnya.
Kegiatan tersebut diluncurkan di Pendopo Kabupaten Kediri. Dalam kegiatan tersebut para peserta mengikuti bincang wicara edukatif seputar perencanaan keuangan, investasi, dan pemanfaatan produk jasa keuangan.
Peserta juga dikenalkan dengan program Bank Sampah dari Pegadaian yang mengajarkan masyarakat cara menukar sampah anorganik dengan tabungan emas, sebagai solusi ekonomi berkelanjutan berbasis lingkungan hingga layanan keuangan inklusif, termasuk pembukaan rekening dan simulasi produk.
Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa memberikan apresiasi kepada OJK Kediri dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah Kabupaten Kediri serta industri jasa keuangan yang terlibat dalam inisiatif dan sinergi meningkatkan pemberdayaan ibu-ibu di daerah itu.
“Ibu-ibu dapat menerapkan ilmu yang didapatkan seperti pengelolaan sampah yang bisa menjadi sumber tabungan emas sehingga dapat menjadi sumber pendapatan bagi organisasi sekaligus mensejahterakan keluarga dan masyarakat di sekitarnya,” katanya.