Blitar - Sejumlah mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Blitar, Jawa Timur, unjuk rasa mempertanyakan rencana pemberian bantuan pinjaman oleh pemerintah pada Dana Moneter Internasional (IMF) maksimal US$ 1 miliar, guna membantu negara-negara Eropa keluar dari krisis. "Utang Indonesia masih cukup banyak, mengapa harus memberikan pinjaman pada IMF. Layakkah Indonesia memberikan bantuan pinjaman di tengah menumpuknya utang," kata koordinator aksi, Irham Arisandi ditemui saat unjuk rasa menjelang kedatangan Wakil Presiden RI Boediono di Blitar, Sabtu. Ia mengatakan, pemerintah harusnya memperhatikan rakyatnya daripada memberikan bantuan pinjaman untuk IMF. Masih banyak persoalan, terutama yang menyangkut dengan kesejahteraan masyarakat yang sampai saat ini belum tuntas. Utang Indonesia juga masih besar. Per Mei 2012 total utang Indonesia pada IMF mencapai Rp1,94 triliun yang terdiri dari pinjaman luar negeri Rp638 triliun, pinjaman dalam negeri Rp1 triliun, dan sisanya surat berharga negara. Jumlah pinjaman itu (Rp1,94 triliun) naik dibanding sebelumnya yaitu pada posisi akhir 2011 Rp1,80 triliun. "Jika pemerintah memberikan pinjaman, hal ini sungguh ironis," katanya mengungkapkan. Selain mempertanyakan rencana pemberian pinjaman pada IMF, mahasiswa juga mempertanyakan nasib kasus Bank Century yang sampai saat ini belum diketahui ujungnya. Dalam kasus tersebut, negara dirugikan cukup besar mencapai Rp6,7 triliun. Padahal, kasus itu sudah berjalan sampai tiga tahun dan samapi saat ini belum jelas penyelesaiannya. Selain itu, mahasiswa juga menyorot kasus BLBI yang juga belum tuntas. Diharapkan, pemerintah tegas mengusut kasus-kasus tersebut. Aparat penegak hukum harusnya juga tegas tanpa memihak jabatan. Hukum harus diberikan baik kepada pejabat maupun masyarakat umum yang terlibat. Aksi mahasiswa itu dilakukan dengan cepat di perempatan Jalan Ahmad Yani Kota Blitar. Mereka langsung orasi tanpa pengeras suara di jalur yang didirikan patung mantan Presiden Soekarno tersebut. Aksi ini sempat membuat arus lalu lintas macet, mengingat jalur itu merupakan jalur padat lalu lintas. Namun, arus lalu lintas kembali lancar, setelah petugas datang dan mahasiswa membubarkan aksinya. Sementara itu, pengamanan saat kedatangan Wapres Boediono di Blitar sangat ketat. Ada sekitar 2.000 polisi yang ditempatkan untuk berjaga dan mengawal perjalanan setelah turun dari Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang. Wapres datang sekitar pukul 13.00 WIB dan langsung istirahat di Hotel Tugu, Kota Blitar. Rencananya, setelah istirahat, rombongan Wapres akan melakukan ziarah ke makam orang tua di TPU Swangsang, Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanan Wetan, Kota Blitar, selanjutnya ke TPU TPU Margomulyo yang merupakan makam mertua, dan terakhir ke Makam Bung Karno. Kunjungan Wapres kali ini adalah dalam rangka kunjungan keluarga dan untuk melakukan ziarah. Sejumlah rombongan dari keluarga besar juga berkumpul untuk silaturrahim. Sesuai jadwal, Wapres akan berada di Blitar selama dua hari, yaitu mulai Sabtu-Minggu (14-15/7). (*)
Mahasiswa Pertanyakan Pemberian Utang ke IMF
Sabtu, 14 Juli 2012 16:17 WIB