Surabaya (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur, Wara Sundari Renny Pramana, menyebut dunia pendidikan harus inklusif dan bersih dari pungutan liar (pungli) serta bisa menjangkau semua kalangan.
"Kami percaya bahwa pendidikan yang bermutu tidak bisa lahir dari sistem yang eksklusif, apalagi koruptif. Pendidikan harus bersih dari praktik pungli, bebas diskriminasi, dan menjangkau semua kalangan tanpa kecuali, termasuk anak-anak buruh, petani, nelayan, dan masyarakat miskin," kata Renny, di Surabaya, Sabtu.
Karena itu pentingnya keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam membangun ekosistem pendidikan yang menyeluruh, berkeadilan, dan berintegritas ini.
"Kami mendesak pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk memperkuat pengawasan dan menindak tegas oknum yang bermain. Tak boleh lagi ada dalih sumbangan suka rela yang menekan orang tua siswa,” ujar anggota Komisi E DPRD Jatim ini.
Lanjutnya Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim akan terus memantau kinerja Dinas Pendidikan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, Agar kebijakan pendidikan tidak menyimpang dari prinsip keadilan sosial.
Ia juga mengajak masyarakat untuk berani melapor bila menemukan pungli, diskriminasi, atau kekerasan di lingkungan sekolah.
Lebih lanjut, ia menyoroti kesenjangan akses pendidikan yang masih terjadi di berbagai wilayah Jawa Timur.
Wilayah tapal kuda, kepulauan, serta daerah tertinggal seperti Situbondo, Sampang, dan Pulau Raas disebut masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah, baik dari sisi tenaga pendidik, infrastruktur, maupun jaringan internet.
"Kita harus menjembatani ketimpangan ini dengan keberpihakan anggaran dan kebijakan,” tuturnya.
Renny juga mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Timur agar memperluas program beasiswa afirmatif bagi anak-anak dari keluarga buruh, petani, dan penyandang disabilitas dan memperkuat peran perempuan.
“Kita ingin anak-anak tumbuh tanpa prasangka patriarkal. Sekolah harus jadi tempat yang aman dan adil bagi semua gender,” ucapnya.
Untuk itu, Bunda Renny mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terlibat aktif dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
Baginya keberhasilan pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru dan pemerintah, tetapi juga keluarga, dunia usaha, tokoh agama, serta media massa.