Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Jawa Timur mencatat inflasi sebesar 1,07 persen secara month to month di wilayah setempat pada April 2025, yang salah satunya dipicu kenaikan tarif listrik.
"Kota Malang pada April 2025 mengalami inflasi sebesar 1,07 persen, salah satu penyebabnya adalah kenaikan tarif listrik," kata Kepala BPS Kota Malang Umar Sjarifudin di Kota Malang, Jumat.
Dalam paparannya, Umar menyebut bahwa tarif listrik mengalami inflasi sebesar 36,5 persen dengan andil terhadap inflasi April 2025 mencapai 1,11 persen.
Dia menjelaskan faktor ini lantaran berakhirnya diskon 50 persen, sehingga menyebabkan tarif listrik kembali ke harga normal.
"Tarif listrik sejak Maret itu sudah kembali, efeknya sampai ke April. Ini yang untuk jenis pascabayar karena tagihan Maret dibayarkan April," ujarnya.
Selain kenaikan tarif listrik, Umar menyebut inflasi secara bulanan di Kota Malang itu juga dipicu kenaikan harga emas.
Komoditas itu mengalami inflasi 11,14 persen dengan andil terhadap inflasi April 2025 mencapai 0,18 persen.
"Emas turut menyumbang inflasi untuk Kota Malang," ucapnya.
BPS mencatat inflasi juga dipicu komoditas lain, yakni inflasi 9,39 persen untuk bawang merah dengan andil 0,04 persen terhadap inflasi. Lalu, inflasi 20,62 persen pada komoditas santan jadi dengan andil terhadap inflasi 0,03 persen.
"Inflasi juga terjadi pada labu siam sebesar 16,09 persen dengan andil 0,02 persen, 2 persen kopi bubuk dengan andil 0,01 persen, 1,21 persen harga sepeda motor dengan andil 0,01 persen," kata dia.
Selanjutnya komoditas penyumbang inflasi, yakni biskuit yang mengalami inflasi 3,35 persen dengan andil 0,01 persen, harga tomat naik 14,97 persen dengan andil 0,01 persen, dan inflasi pada beras 0,22 persen dengan andil 0,01 persen.
Kendati demikian sejumlah komoditas tercatat mampu menahan laju inflasi, yang mengalami penurunan harga untuk sejumlah bahan pangan, seperti cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, cabai merah, wortel, jagung manis, apel.
Untuk cabai rawit mengalami deflasi sebesar 0,14 persen, daging ayam ras 0,12 persen dan harga telur ayam ras turun 0,06 persen.
Selanjutnya, harga cabai merah turun 0,05 persen, wortel mengalami turun 0,02 persen, jagung manis 0,01 persen dan apel mengalami penurunan harga 0,01 persen.
"Deflasi juga terjadi pada bensin sebesar 0,03 persen itu dengan andil 0,47 persen, tarif pulsa ponsel 0,02 persen dengan andil 1,37 persen, dan tarif kendaraan roda dua online turun 0,01 persen dengan andil 3,61 persen terhadap deflasi," kata dia.
Inflasi di Kota Malang pada periode tersebut yang sebesar 1,07 persen masih lebih tinggi ketimbang inflasi Jawa Timur yang sebesar 0,93 persen, tetapi lebih rendah jika dibandingkan nasional yang tercatat sebesar 1,17 persen.