oleh Fardah Teheran -Diam-diam beberapa perempuan Indonesia meneteskan air mata ketika menyimak pidato dan menyaksikan cuplikan video perjuangan kaum hawa di medan perang yang diputar pada pembukaan Konferensi Internasional Tentang Wanita dan Kebangkitan Islam di Teheran, Iran, Selasa (10/7). "Pidato Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad luar biasa. Saya sampai menangis. Isi pidato tersebut bukan saja memotivasi wanita , tapi juga seluruh masyarakat dunia. Indonesia harus belajar banyak dari Iran, misalnya menyangkut percaya diri," dr Zackya Yahya Sp OK, ketua koordinator penelitian MER-C Indonesia Timur, mengatakan pada ANTARA, setelah mengikuti prosesi pembukaan konperensi tersebut. Pemimpin dan rakyat Iran mempunyai misi dan prinsip bernegara dan berbangsa yang lebih jelas, misalnya memerangi kapitalisme. Indonesia lebih kaya dari Iran dari segi sumber daya alam dan penduduk, sehingga seharusnya lebih hebat dari Iran, katanya. Pesan dalam pidato Ahmadinejad rupanya sangat mengena bagi aktifis MER-C yang bersentuhan dengan masalah-masalah kemanusiaan di lapangan sejak tahun 2004 itu. "Pesan tadi membangkitkan semangat kita. Tidak ada yang tidak mungkin karena kekuataan Allah di atas segalanya. Beliau tadi mengutip ayat Quran yang menegaskan bahwa Allah tak memberi ujian di luar kemampuan kita. Itu janji Allah. Mengapa harus takut mempunyai pilihan-pilihan yang jelas," tagas Zackya,yang menjadi anggota Komisi Perempuan dan Kebangkitan Islam - Potensi Wanita dan Tindakan Revolusioner" dalam konferensi yang untuk pertama kali diadakan tersebut. Seorang anggota delegasi Indonesia lainnya, Septi Peni Wulandani, pendiri Institut Ibu Profesional, juga mengaku meneteskan air mata karena merasa terharu dengan isi pidato dan cuplikan video yang heroik selama pembukaan konferensi tersebut. "Sempat menangis. Indonesia harus bisa seperti itu. Indonesia harus mempunyai tokoh seperti itu, kalau perlu perempuan yang memulainya," ujar ibu dari Salatiga, Jawa Tengah, itu. Seperti halnya Zackya, maka Septi juga memuji pidato Ahmadinejad sebagai "luar biasa" dan membuat yang mendengarkan tergerak atau termotivasi. Presiden Ahmadinejad membawa rakyatnya maju bersama dan bangga pada bangsanya. Menurut Septi, Indonesia juga harus membuat gerakan yang positif buat bangsanya, dan tidak boleh diam-diam saja. Dia mengutip pidato Ahmadinejad yang menggambarkan perempuan sebagai manifestasi kesempurnaan Allah. Maka, Septi mengajak perempuan untuk bergerak dari dalam keluarga masing-masing dengan membesarkan dan mendidik anak-anak yang kelak dapat membuat negara Indonesia bangga. "Mari mulai dari keluarga yang merupakan organisasi terkecil dalam masyaAakat," ujarnya. Tindakan seperti ini akan mempunyai efek bola salju, di mulai dari yang kecil kemudian menjadi sesuatu yang hebat, tegasnya. Peranan wanita Ahmadinejad yang berpidato dengan semangat dan tanpa teks rupanya juga membuat terkesan dr. Syifa Armenda, ketua devisi Diklat MER-C Yogyakarta. "Banyak poin yang penting dalam pidato presiden tadi. Ahmadinejad menunjukkan peranan penting wanita dalam revolusi Islam. Tanpa teks, tapi mengalir dengan lancar dan banyak yang baru," ujarnya. Namun, Syifa berharap ada wakil dari negara non-Timur Tengah, misalnya dari Asia Tenggara, yang ikut berpidato mengenai peranan perempuan dan kebangkitan Islam, dan bukan hanya wakil dari negara-negara yang bergejolak yang berpidato di pertemuan tersebut. Mengenai suasana pembukaan yang diselang-selingi dengan lagu-lagu yang memuji Allah dan Nabi Muhammad SAW, serta video mengenai perjuangan perempuan di negara Timur Tengah yang bergolak, seperti Palestina, dokter muda ini mengatakan terkesan. "Rata-rata teman-teman merasa terharu melihat perjuangan wanita-wanita Islam tersebut," ujarnya. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad di depan lebih dari 300 Muslimah dari 85 negara, termasuk dari 19 perempuan dari Indonesia, mengatakan perempuan mempunyai peran penting dan sangat berpengaruh khususnya untuk pembangunan sosial. "Jika perempuan bangkit, maka seluruh masyarakat bangkit," kata Ahmadinejad pada pidato pembukaan konperensi yang dihadiri oleh wakil-wakil antara lain Sudan, Mali,Tunisia, Indonesia,Lebanon, Malaysia, Turki, Argentina dan Belgia. Presiden Iran memuji perempuan sebagai manifestasi kebesaran dan kesempurnaan Tuhan seperti yang terlihat dari sifat-sifat kasih sayang perempuan. Semua pria yang berhasil berutang budi pada ibu mereka yang telah membesarkan mereka dengan kasih sayang, ujarnya. Ahmadinejad percaya bahwa semua perubahan memerlukan peran perempuan, seperti telah terbukti di Iran dan belahan lain di dunia, antara lain, Mesir, Yaman dan Tunisia. Ia menyerukan reformasi atau perubahan fundamental di seluruh dunia menuju ke arah yang lebih baik, agar manusia dapat hidup bermartabat dan mulia. Umat manusia perlu bangkit dari kehinaan, tekanan, tirani serta kemiskinan agar bisa merasakan manisnya hidup bermartabat, tegasnya. Pidato yang bersemangat serta video heroik perempuan berhasil membangkitkan semangat para perempuan yang hadir di konperensi dua hari itu. "Konferensi ini menunjukkan bahwa perempuan layak berjuang bahkan di medan perang karena mereka mempunyai kemampuan, dan bukan makhluk lemah seperti yang digambarkan dengan salah selama ini," ujar Zackya.
Konferensi Perempuan dan Kebangkitan Islam Bangkitkan Suasana Heroik
Rabu, 11 Juli 2012 6:56 WIB