BI: Aset Perbankan Syariah Capai Rp903 Miliar
Kamis, 28 Juni 2012 12:23 WIB
Jember - Bank Indonesia Jember mencatat aset perbankan syariah di Eks Karisidenan Besuki yang merupakan wilayah kerja BI Jember meliputi Kabupaten Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi mencapai Rp903 miliar pada periode triwulan II tahun 2012.
"Pada posisi Mei 2012, aset perbankan syariah mencapai Rp903 miliar atau meningkat sebesar 57,10 persen dari Mei 2011," kata Deputi Pemimpin BI Jember Bidang Ekonomi Moneter, Dwi Suslamanto di Kabupaten Jember, Jatim, Kamis.
Menurut dia, dana yang dihimpun perbankan syariah mencapai Rp485 miliar atau meningkat 53,49 persen dibanding Mei 2011 dan pembiayaan perbankan syariah mencapai Rp829 miliar atau meningkat 52,37 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Pertumbuhan aset, dana, dan pembiayaan perbankan syariah mengalami perlambatan (growth 50 persen) dibanding tahun lalu (growth 70 persen), namun secara nominal aset, dana dan pembiayaan perbankan syariah terus meningkat," paparnya.
Ia menjelaskan perbankan di Kabupaten Jember masih mendominasi perkembangan perbankan di Eks Karisidenan Besuki, dengan "share" lebih dari 50 persen dari total aset perbankan di wilayah kerja BI Jember.
"Penyaluran kredit di perbankan Jember mencapai 60,16 persen, Banyuwangi sebesar 23,54 persen, Situbondo sebesar 8,83 persen, dan Bondowoso sebesar 7,48 persen dari total kredit yang dilakukan perbankan di Eks Karisidenan Besuki," katanya.
Dana yang dihimpun perbankan di Jember juga paling tinggi dibandingkan tiga kabupaten lain yang mencapai 56,12 persen.
"Hingga Mei 2012, dana perbankan Jember mencapai Rp11,39 triliun atau meningkat 24,37 persen dibanding April 2011 dan kredit mencapai Rp12,31 triliun atau meningkat 26,03 persen dibanding periode yang sama tahun lalu," ujarnya, menambahkan.
Selama periode triwulan II tahun 2012, BI Jember mengalami "net inflow" yakni jumlah uang yang masuk (inflow) lebih besar daripada uang yang keluar (outflow) dengan nilai nominal inflow Rp0,94 triliun, sedangkan outflow sebesar Rp0,76 triliun, sehingga menyebabkan net inflow sebesar Rp0,18 triliun.(*)