Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat, khususnya ibu hamil, untuk memanfaatkan dua aplikasi inovatif milik Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, yakni elektronik Deteksi Risiko Tinggi Ibu Hamil (e-Detik) dan Bunda Anak Impian (BUAIAN).
Ajakan tersebut disampaikan Khofifah bertepatan dengan Peringatan Hari Kesehatan Sedunia yang diperingati setiap 7 April.
“Dengan aplikasi e-Detik dan BUAIAN, ibu hamil dapat melakukan deteksi dini risiko kehamilan secara mandiri. Ini penting, karena menurut data WHO, hampir 300 ribu ibu meninggal dunia setiap tahun akibat komplikasi kehamilan dan persalinan,” ujar Khofifah di Surabaya, Senin.
Gubernur menjelaskan aplikasi e-Detik merupakan inovasi terbaru yang dikembangkan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu (AKI) di Jawa Timur. Aplikasi ini memungkinkan ibu hamil untuk memantau kondisi kehamilannya, termasuk tanda-tanda bahaya yang dapat diisi secara mandiri dan dipantau oleh tenaga pendamping, baik kader maupun tenaga kesehatan.
“Sampai saat ini, tercatat sebanyak 1.026 ibu hamil telah memanfaatkan aplikasi e-Detik, dengan 20 persen diantaranya terdeteksi berisiko tinggi. Keluhan terbanyak adalah batuk, nyeri dada, dan kecemasan,” katanya.
Sementara itu, aplikasi BUAIAN ditujukan untuk skrining awal bagi ibu hamil maupun pasangan usia subur yang berencana memiliki anak. Aplikasi ini dapat membantu mengidentifikasi potensi risiko tinggi sejak awal, sehingga dapat segera ditindaklanjuti ke fasilitas kesehatan.
“Pengguna aplikasi BUAIAN telah mencapai 6.713 orang, dengan 26,5 persen diantaranya terdeteksi berisiko tinggi. Faktor risiko tertinggi adalah berat badan yang kurang ideal,” jelasnya.
Khofifah menambahkan tingginya angka kematian ibu masih menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Jawa Timur. Berdasarkan data, AKI di Jawa Timur pada tahun 2024 tercatat sebesar 82,56 per 100.000 kelahiran hidup (LH), menurun dari tahun sebelumnya sebesar 93,73 per 100.000 LH, dan berada di bawah target provinsi sebesar 93,34 per 100.000 LH.
“Meski terjadi penurunan, kita tidak boleh lengah. Pemprov Jatim terus melakukan berbagai upaya strategis, termasuk melalui inovasi aplikasi e-Detik dan BUAIAN,” tuturnya.
Lebih lanjut, Khofifah menjelaskan bahwa ibu hamil juga mendapat layanan pemeriksaan kehamilan minimal enam kali, termasuk dua kali pemeriksaan USG oleh dokter, yang ditanggung BPJS Kesehatan. Fasilitas rujukan ke tingkat lanjutan (FKRTL) juga disediakan untuk kasus kehamilan berisiko tinggi.
Selain itu, layanan kunjungan nifas pascamelahirkan juga ditanggung BPJS Kesehatan.
“Inovasi ini diharapkan mampu mendeteksi secara dini dan memberi penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi kehamilan,” ujarnya.
Khofifah menekankan pentingnya peran ibu sebagai fondasi utama keluarga dan masyarakat yang sehat. Oleh karena itu, kesehatan ibu hamil harus menjadi prioritas.
“Al-ummu madrasatul ula. Ibu adalah sekolah pertama dan utama bagi anak. Maka, kesehatan ibu adalah kunci dalam membangun keluarga yang kuat,” katanya.
Khofifah mengajak seluruh masyarakat untuk mengutamakan dukungan fisik dan emosional bagi ibu hamil, sebelum, selama, dan sesudah proses persalinan.
“Semoga ikhtiar ini menjadi bagian dari terwujudnya Jatim Sehat sebagai salah satu prioritas Nawa Bhakti Satya. Mari kita doakan agar semua ibu di dunia dapat menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat,” tuturnya.