Surabaya - PT Perkebunan Nusantara XI membatalkan proses tender sebanyak 3.000 ton gula yang berlangsung di Surabaya, Jumat, karena penawaran peserta tender cukup rendah. "Dari 19 perusahaan dan distributor gula yang mengikuti tender, penawaran tertinggi hanya mencapai Rp10.725,80 per kilogram oleh PT Haris. Selebihnya menawar di bawah angka itu," kata General Manager Marketing PTPN XI, Adig Suwandi. Menurut ia, dari perhitungan yang dilakukan PTPN XI, harga penawaran yang diberikan peserta tender tergolong rendah karena seharusnya di atas Rp11.000 per kg. "Memang ada kecenderungan harga gula turun setelah produksi terus bertambah, tapi mestinya juga tidak secepat itu turunnya," tambahnya. Adig Suwandi mengakui, penurunan harga gula memang terjadi dalam kurun waktu sepekan terakhir. Pada tender sebanyak 1.500 ton gula yang dilakukan 14 Juni lalu, harga yang terbentuk mencapai rekor tertinggi sebesar Rp11.835,50. Selang lima hari kemudian (19/6) harga turun menjadi Rp11.530 per kg saat tender sebanyak 2.000 ton gula, dan kembali melemah jadi Rp11.100,15 per kg pada tender 5.689 ton gula milik petani, Rabu (20/6). "Isu adanya gula bekas pengolahan 'raw sugar' (gula kristal mentah) impor yang dilepas nonprodusen ke kawasan tertentu, menjadi salah satu pemicunya. Seharusnya tidak boleh ada gula impor yang masuk ke pasar saat giling berjalan," ujarnya. Ia menambahkan, harga komoditas gula sangat sensitif terhadap munculnya isu, sehingga mempengaruhi sikap perusahaan atau distributor saat memberikan penawaran tender. "Kalau melihat kencederungan harga yang terus turun seperti sekarang, para produsen gula juga mulai menahan stok, dengan harapan bisa terbentuk harga yang lebih bagus dan kompetitif," kata Adig Suwandi. Menurut dia, harga gula yang kompetitif dan menguntungkan dapat memotivasi kalangan produsen, khususnya petani tebu untuk terus meningkatkan produktivitasnya. (*)
PTPN XI Batalkan Tender 3.000 Ton Gula
Jumat, 22 Juni 2012 20:15 WIB