Seorang Ibu Gantung Diri Akibat Impitan Ekonomi
Kamis, 21 Juni 2012 14:04 WIB
Madiun - Seorang ibu rumah tangga di Desa Ngepeh, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri diduga akibat impitan ekonomi.
Kapolsek Saradan, AKP Sentot Sujito, Kamis, mengatakan, korban adalah Waini (45) yang kesehariannya hidup seorang diri setelah suaminya meninggal dan anaknya di luar kota.
"Korban ditemukan gantung diri dengan tali nilon di dapur rumahnya oleh tetangga korban yang bernama Agus Wardani, pagi tadi. Saat diturunkan, kondisi korban sudah tidak bernyawa," ujar AKP Sentot kepada wartawan.
Kapolsek menjelaskan, diduga korban nekat menghabisi nyawanya sendiri karena depresi terdesak masalah ekonomi. Sebab, sejak ditinggal mati suaminya beberapa tahun yang lalu, ia harus memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.
Berdasarkan informasi dari saksi, untuk bertahan hidup, korban mengandalkan bantuan dari para tetangganya. Korban memang hidup dalam kekurangan.
"Selain itu, korban juga ditinggal anaknya bekerja di luar kota seorang diri. Dan anaknya tidak memperhatikan lagi nasib orang tuanya," kata Sentot.
Polisi yang mendatangi lokasi langsung mengevakuasi jenazah korban ke rumah sakit daerah setempat. Berdasarkan hasil visum luar, diduga korban tewas murni akibat gantung diri. Hal ini dilihat dari tidak ditemukannya bekas luka kekerasan. Selain itu, pada bagian leher korban terdapat bekas jeratan dan kondisi lidah korban yang menjulur.
Praktisi Psikologi Universitas Merdeka Madiun, Zulin Nurchayati, saat dimintai tanggapan tentang pilihan seseorang untuk melakukan bunuh diri oleh sejumlah masyarakat, mengaku sangat prihatin.
Ia menilai, tindakan terlarang yang dilakukan oleh pelaku bunuh diri tersebut disebabkan karena mental pelaku yang tidak kuat menghadapi tantangan hidup.
"Kondisi mental yang tidak kuat tersebut bisa dipengaruhi dari berbagai faktor, di antaranya karena tekanan atau depresi akibat ekonomi, moral, ataupun material. Selain itu, juga disebabkan karena kurangnya pengendalian mental terlebih pada kasus yang terjadi pada usia anak-anak," terang dosen pengampu Psikologi Komunikasi ini.
Karena itu, untuk mengurangi depresi, hendaknya orang-orang terdekat selalu memberikan dukungan mental agar yang bersangkutan bisa menerapi dirinya sendiri dan bisa menerima masalah hidup yang dialaminya. Sehingga yang bersangkutan tidak memilih solusi instan atas masalah yang dihadapinya. (*)