Ahmadinejad Siap untuk Langkah Positif Perundingan Nuklir
Minggu, 17 Juni 2012 5:41 WIB
Berlin (ANTARA/AFP) - Iran siap untuk melakukan "langkah positif" dalam perundingan-perundingan di Moskow mengenai program nuklir Teheran yang disengketakan, kata Presiden Mahmud Ahmadinejad dan menambahkan bahwa ia berharap tercapai kemajuan penting pada pertemuan pekan depan.
Dua hari pembicaraan antara Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB ditambah Jerman dimulai Senin di bawah pengawasan ketat Presiden Rusia Vladimir Putin - orang kuat yang mengharapkan perundingan itu berhasil.
"Kami siap secara sukarela untuk membuat langkah positif jika pihak yang lain juga membuat langkah serupa," kata Ahmadinejad kepada surat kabar Frankfurter Allgemeine Sonntagszeitung, sebuah koran mingguan Jerman.
"Kami berharap bahwa kita akan membuat kemajuan di Moskow."
Moskow adalah yang paling simpatik kepada Teheran di antara enam negara kuat dalam perundingan itu, meskipun telah berpihak pada Barat dalam mengekspresikan kekhawatiran bahwa Iran dapat mengejar senjata nuklir, yang telah mengangkat momok serangan militer oleh Amerika Serikat atau Israel.
Kelompok negara yang disebut P5+1 terdiri dari lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB Inggris, China, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat, ditambah Jerman - menawarkan paket proposal kepada Iran pada putaran terakhir pembicaraan di Baghdad pada Mei.
Mereka menyerukan Iran untuk menghentikan pengayaan uranium sampai 20 persen, pengiriman keluar cadangan uranium 20-persen dan pengayaan uranium di bentengnya fasilitas Fordo dihgentikan.
Sebagai imbalan, mereka menawarkan kerja sama nuklir, suku cadang untuk armada pesawat penumpang Iran yang bobrok dan pengurangan larangan Uni Eropa mengenai asuransi kapal-kapal tanker yang menghambat penjualan minyak ke Asia.
Para perunding Iran menolak paket itu sebagai tidak cukup.
Mereka membalas dengan daftar masalah mereka sendiri yang mencakup banyak topik non-nuklir seperti keamanan regional dan permintaan bahwa P5+1 menolak beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB dengan menyetujui bahwa Iran memiliki "hak" untuk pengayaan uranium. (*)