Ngobras Ramadhan bahas esensi puasa dan komunikasi

Surabaya (ANTARA) - Forum Komunikasi Munio Stikosa-AWS menggelar diskusi Ramadhan bertajuk Ngabuburit: Menahan Diri atau Menahan Lapar dengan menghadirkan akademisi, sejarawan, dan generasi muda membahas makna puasa serta perannya dalam komunikasi dan kehidupan sosial.

Dosen Universitas Airlangga Surabaya Gagas Gayuh Aji dalam keterangan di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu menyampaikan bahwa puasa merupakan proses menemukan keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan.

"Puasa mengajarkan kita menyeimbangkan tubuh dan jiwa, memberi dan menerima, serta berbicara dan mendengar," ujarnya.

Senada dengan itu, dosen Stikosa-AWS, Athok Murtadlo, menekankan pentingnya refleksi selama Ramadan.

"Puasa melatih kesadaran diri. Ini momentum yang tepat untuk memperbaiki diri dan menjadi lebih bijak dalam berinteraksi sosial," katanya.

Mantan Bupati Magetan periode 2019-2024, Suprawoto, menilai forum komunikasi seperti Munio berperan penting dalam mempererat hubungan masyarakat dan pemerintah.

"Forum ini bisa menjadi wadah komunikasi yang efektif, sehingga pemerintah tidak menutup telinga terhadap aspirasi publik," katanya.

Sementara itu, pakar komunikasi politik Universitas Airlangga Surabaya, Suko Widodo, menyoroti peran diskusi publik di era digital.

"Masyarakat kini lebih aktif di media sosial. Forum seperti ini menjadi alternatif untuk menyampaikan aspirasi dengan bijak dan terarah," ujarnya.

Ketua Stikosa-AWS, Dr. Jokhanan Kristiyono, ST., M.Med.Komm, menyampaikan bahwa Ngobras kali ini merupakan edisi kelima dengan tema berbeda di setiap pertemuan.

"Karena bertepatan dengan Ramadhan, selain diskusi, kami juga berbagi paket sedekah kepada anak yatim piatu," katanya.

Ia berharap kegiatan ini dapat terus menjadi wadah komunikasi yang sehat serta mempererat hubungan antara masyarakat dan pemerintah.